Angkie mengungkapkan, bahwa anak-anak yang masuk ke dalam kategori kebutuhan khusus ini memang memiliki perilaku yang berbeda jika dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Selain perilaku, juga mental, emosi, serta fisik yang berbeda.
Sehingga, memang idealnya orang tua harus lebih peka dengan potensi masing-masing anaknya
“Caranya orangtua harus percaya dan yakin akan potensi kemampuan anak penyandang disabilitas. Sehingga ketika anak penyandang disabilitas ini bibit potensinya sudah mulai dilihat, itu diasah, fokus saja, pasti dengan pengasahan potensi yang dimiliki,” saran Angkie
Angkie menuturkan, selanjutnya wajib menjadi perhatian para orangtua dengan anak-anak penyandang disabilitas adalah, menghindari membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain. Artinya, sebelum para orangtua menangani anak, tentunya mereka sendiri sbagai ayah dan ibu harus punya pemikiran terbuka terkait anak-anak berkebutuhan khusus ini.
Sikap keterbukaan ini tentunya harus ditunjukkan dari rasa menerima segala kondisi anak saat ini. Dari sikap keterbukaan ini lah kedua orangtua bisa mencari usaha dan cara yang tepat untuk mendidik anak.
“Jadi yang paling utama adalah jangan membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain. Karena anak istimewa, tumbuh hebat karena orangtua yang hebat,” tutup Angkie.
(Rizky Pradita Ananda)