Dalam menulis bukunya kali ini, Angkie menuturkan ia lebih banyak mengolah rasa dan mencoba memahami gerak-gerik orang serta memahami kehidupan sekitarnya.
“Karena memang enggak semudah itu kita nulis buku ini. Ini bukan perihal menulis buku dengan apa yang ingin kita tulis. Tapi ini menulis buku dengan pengalaman,” sambung Angkie.
Buku yang diluncurkan Angkie ini sendiri menceritakan bagaimana perkembangan disabilitas di Indonesia, dari rintangan, tantangan, hingga langkah-langkah pemerintah dalam menciptakan lingkungan bernegara yang terbuka serta ramah terhadap penyandang disabilitas.
Serta, diungkap Angkie, bagaimana sinergi bersama kementerian lembaga, mengawal mereka untuk bisa mewujukan ekosistem yang inklusi. Program-program yang memiliki keberpihakan kepada penyandang disabilitas.
“Jadi buku ini bahasanya itu sangat sederhana sekali, dan ditujukan untuk generasi Z dan milenial. Jadi jangan kira ini bukunya susah yaa, enggak. Sebab bukunya sangat berwarna sekali,” pungkas Angkie.
(Rizky Pradita Ananda)