WASPADA, kasus rabies sedang merebak di Tanah Air. Di Kabupaten Sikka, NTT bahkan sudah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Rabies adalah penyakit yang disebabkan virus rabies. Jika seseorang tertular rabies akan muncul gejala yang khas.
Pasien akan takut air (hydrophobia) dan takut udara (aerophobia). Angka kematiannya bisa dikatakan 100 persen karena sampai saat ini belum ada obatnya.
Tercatat data dari Kemenkes, hingga April 2023 di Indonesia terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies dan 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies. Lalu sebanyak 26 provinsi menjadi wilayah endemis rabies,
Sementara itu, ada 12 provinsi yang bebas rabies, yaitu Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat Daya, dan Papua Pegunungan.
“Di NTT lagi heboh karena memang kebetulan terjadi KLB (kejadian luar biasa) di Kabupaten Sikka dan terjadi kematian manusia. Masyarakat setempat ketakutan dan anjingnya belum divaksin semua, jadi ini heboh. Ini keadaannya relatif cukup menakutkan, karena obatnya tidak ada tetapi bisa dicegah," ungkap dr Asep Purnama, SpPD-FINASIM dari RSUD dr. TC Hillers Maumere, dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk.
Dia juga membeberkan alasan rabies bisa merebak lagi di Indonesia. Ya, selama pandemi covid-19, vaksinasi rabies pada hewan bisa terabaikan karena harus di rumah.
Disebutkannya, sebanyak 99 persen penularan rabies melalui anjing. Jika ada anjing yang menggigit manusia dapat menularkan rabies.
"Memang bisa ditularkan melalui kucing, monyet, dan sebagainya. Jadi hati-hati sekarang rawan tertular rabies,” ucap dr Asep.