APA sih arti paskah yang sebenarnya? Paskah bermakna kemenangan dan harapan bagi umat Kristiani, ketika Tuhan Yesus berhasil mengalahkan maut dan bangkit kembali, setelah melalui penderitaan-Nya di kayu salib.
Hari raya Paskah sendiri merupakan puncak dari rangkaian Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci) umat Katolik. Umumnya orang mengenal paskah sebagai hari kebangkitan Isa Almasih.
Pada awalnya, kala, orang Ibrani merayakan paskah sebagai bentuk peringatan akan peristiwa pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir. Kini paskah bagi orang Katolik dimaknai sebagai pembebasan manusia dari perbudakan dosa. Salah satu peristiwa penting dalam perayaan Paskah adalah Tuhan bangkit dari kematian.
Oleh karena itu, bagi orang Katolik, peristiwa Paskah merupakan langkah pertama untuk memulai kehidupan yang baru, kehidupan yang lebih bermakna dan lebih bermanfaat bagi Tuhan dan sesama. Menjadi pribadi yang baru yang lebih beriman dan percaya. Iman Katolik adalah Iman yang hidup, iman yang disertai harapan.
Pasalnya, kebangkitan Tuhan Yesus ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia akan kekal, melampaui dosa dan maut. Barang siapa yang percaya kepada-Nya pun akan memeroleh hidup yang kekal ini. Dari peristiwa ini pun, Ia membuktikan bahwa dirinya anak Allah dan datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa dan maut.
Melansir situs Penabur, tanggal Hari Perayaan Paskah selalu berubah-ubah. Berbeda dengan Hari Perayaan Natal, paskah tidak memiliki tanggal dan bulan tetap. Awalnya gereja tidak mempermasalahkan tentang hal itu dan tetap merayakan Paskah yang diperingati setiap Minggu, karena Minggu merupakan hari terjadinya kebangkitan Yesus. Akan tetapi, pada abad ke-2, gereja baru mengkhususkan hari Minggu tertentu sebagai hari Paskah setahun sekali.
Setelah itu, Paskah ditetapkan pada hari ke-14 bulan nisan atau bulan pertama dalam kalender Yahudi setelah pembuangan Babel bersamaan dengan bulan Maret dalam kalender Masehi tanpa mempersoalkan hari. Namun ada perbuhan lagi pada tahun 325, dalam persidangan gereja di Nicea, Paskah ditetapkan jatuh pada Minggu pertama setelah bulan purnama yang jatuh pada 21 Maret atau setelahnya yaitu tanggal permulaan musim semi.
Jika bulan purnama jatuh pada Minggu, Paskah akan dirayakan pada Minggu berikutnya, dan akhirnya atas keputusan persidangan gereja itu, setiap tahunnya Paskah jatuh antara tanggal 22 Maret hingga 27 April.
(Martin Bagya Kertiyasa)