Terbangun di Tengah Malam Bantu Kurangi Risiko Demensia?

Anjasman Situmorang, Jurnalis
Selasa 14 Maret 2023 09:00 WIB
terbangun di malam hari, (Foto: Freepik)
Share :

SIAPA yang tidak kesal jika tidurnya terganggu, apalagi di tengah malam hingga terbangun?

Tidur bukan hanya waktu yang cukup, tapi juga berkualitas memang sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental setiap orang. Tapi jika tidur terganggu, jangan langsung kesal dahulu karena menurut suatu penelitian terbaru, mendapati gangguan tidur ini justru bermanfaat terhadap penyakit demensia.

Menurut studi yang mengkaji hubungan antara demensia dan gangguan tidur jangka panjang terhadap orang dewasa di Amerika tersebut, ada gangguan tidur yang bisa menurunkan risiko demensia pada seseorang.

Para peneliti, dalam penelitian ini mencoba menghubungkan tiga gangguan tidur dengan demensia. Konsumsi obat tidur dan kemampuan untuk tidur secara cepat (sleep-initiation insomnia) disebutkan bisa meningkatkan risiko demensia pada seseorang dalam kurun waktu 10 tahun.

Sementara, sebaliknya kesulitan untuk tidur kembali setelah tiba-tiba terbangun di tengah malam (sleep-maintenance insomnia) bisa menurunkan peluang demensia pada seseorang, dilansir dari Science Alert, Selasa (14/3/2023).

Studi sendiri digelar oleh para peneliti dengan melihat data selama satu dekade dari panel longitudinal yang disebut National Health and Aging Trends Study (NHATS). Penelitian ini khususnya dilakukan pada 6.284 orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun alias orang lanjut usia, yang mana tak pernah didiagnosis menderita demensia.

Para peneliti melaporkan, bahwa sleep-initiation insomnia punya risiko demensia sebesar 51 persen lebih tinggi. Sementara orang-orang yang mengonsumsi obat tidur, terlihat menunjukkan peningkatan risiko demensia hingga 30 persen dan orang yang mengalami sleep-maintenance insomnia, justru terlihat mengalami penurunan 40 persen resiko demensia.

Menurut para penelitil, jika lebih banyak waktu (seseorang) terjaga, maka bisa membuat fungsi kognitif terus berdetak tanpa harus berdampak buruk pada kualitas tidur seseorang di malam hari. Sayangnya, studi ini tidak cukup menjelaskan bagaimana sebab akibat dari gangguan tidur memengaruhi demensia itu sendiri.

Sebagai catatan, para peneliti menilai tetap perlu penelitian lebih lanjut yang menganalisis hubungan antara gangguan tidur dengan jenis-jenis demensia dan untuk lebih memahami penyebab dan manifestasinya, serta membatasi konsekuensi jangka panjangnya.

(Rizky Pradita Ananda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya