MEMBERSHIKAN wajah memang menjadi rutinitas harian yang mungkin tidak boleh dilewatkan. Pasalnya, ketika kita tidak membersihkan wajah maka akan meninggalkan segala jenis kotoran di wajah, yang pada akhirnya membuat wajah jerawatan.
Membersihkan wajah pun bisa dilakukan dengan berbagai cara, dan yang paling mudah adalah mencuci wajah. Pakar dermatologi menyarankan orang-orang mencuci wajah dengan benar secara rutin sebagai salah satu menjaga kesehatan kulit wajah.
Namun, ada sejumlah 10 mitos yang kini masih menghantui orang-orang terkait bagian dari perawatan kulit wajah itu. Berikut 10 mitos yang dimaksud seperti dilansir Antara dari Insider.
Tidak boleh mencuci muka saat mandi
Meskipun beberapa orang berpikir mencuci muka tidak boleh menjadi bagian dari rutinitas mandi tetapi ini bisa menjadi hal yang baik selama mereka berhati-hati, menurut dokter kulit Shasa Hu. "Saat Anda mencuci muka di kamar mandi, kabut hangat dari pancuran mendorong pengelupasan kulit yang lebih dalam dan membuka pori-pori yang tersumbat," kata dia.
Shasa mengatakan, selama seseorang tidak menggunakan air panas, mencuci muka saat mandi akan menghemat waktu, menghemat air, dan memberi pembersihan yang lebih dalam untuk mempersiapkan kulit ke rutinitas perawatan kulit berikutnya.
Harus selalu mencuci muka dua kali sehari
Dokter kulit yang berbasis di New York City Hadley King mengatakan seseorang perlu mencuci muka dua kali sehari atau tidak tergantung pada jenis kulit mereka dan apa yang perlu dibersihkan.
Jenis kulit kering atau sensitif boleh dibersihkan sekali di malam hari, tetapi kulit berminyak mungkin mengharuskan pemiliknya membersihkan setidaknya dua kali sehari. Tetapi jika seseorang selesai berolahraga dan banyak berkeringat atau memakai riasan tebal, dia merekomendasikan untuk selalu mencuci muka setelahnya atau sebelum tidur.
“Membersihkan wajah sebelum tidur umumnya dianjurkan tidak hanya untuk menghilangkan makeup tapi juga kotoran dan polusi yang menumpuk di kulit kita di siang hari,” ujar dia.
Produk hanya efektif jika wajah terasa kencang setelah digunakan
No pain, no gain tidak berlaku untuk perawatan kulit, menurut dokter kulit Audrey Kunin. "Ketika kulit terbakar atau teriritasi oleh bahan perawatan kulit, itu mengganggu mantel asam pelindung kulit, yang dapat menyebabkan kepekaan kulit lebih lanjut dan bahkan infeksi kulit," jelas dia.
Tetapi, asam tertentu dan retinoid dapat menghasilkan sedikit sensasi terbakar atau reaksi pengelupasan sampai kulit menyesuaikan diri, menurut Hu. “Secara umum, gejala ini mereda saat pergantian sel diseimbangkan kembali oleh bahan aktif,” kata Hu.
Jika seseorang tidak yakin apakah reaksi kulitnya terhadap suatu produk normal atau tidak, hubungi dokter kulit sebelum melanjutkan penggunaan.