PENIS merupakan salah satu organ reproduksi pria yang fungsinya menyalurkan sel sperma ke dalam organ reproduksi wanita. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, penis harus dapat berereksi dengan baik.
Secara anatomis, penis terdiri atas bagian kepala dan batang. Di dalamnya terdapat banyak pembuluh darah yang dapat melebar jika terisi darah. Secara kasatmata, ukuran penis yang dilihat hanya dari ujung hingga pangkal.
Akan tetapi, sebenarnya ada bagian penis di bawah pangkal yang tidak terlihat oleh mata. Jika dilihat melalui MRI (sejenis alat untuk pemeriksaan radiologi), penis yang ereksi sebenarnya berbentuk seperti bumerang, namun hanya setengahnya saja yang dapat dilihat dari luar.
Oleh karena itu, banyak anggapan yang menyatakan bahwa menurunkan berat badan dapat memperbesar penis. Hal ini diduga karena perut yang semakin mengempis akan ‘mendorong’ penis, sehingga tampak lebih besar. Bagaimana fakta medisnya?
Perlu diketahui bahwa ada kondisi yang disebut buried penis atau penis yang tertimbun di bawah lemak. Hal ini dapat mempengaruhi baik anak laki-laki maupun pria dewasa. Dalam kondisi ini, penis berukuran normal tetapi tersembunyi di bawah kulit perut, paha, atau skrotum (kantong di bawah penis yang menopang testis).
Ada sejumlah penyebab penis terkubur di bawah lemak. Penis yang tersembunyi dapat terjadi saat lahir atau berkembang di kemudian hari. Ini lebih sering terlihat pada bayi dan balita daripada anak laki-laki dan pria dewasa dengan obesitas.
Obesitas diduga menjadi dalang dari kelebihan lemak di sekitar perut dan area genital, yang akhirnya membuat penis tampak tersembunyi dan ukurannya di bawah rata-rata pria dewasa normal.
Oleh karena itu, bila pria yang obesitas mampu menurunkan berat badannya, bagian penis yang terkubur oleh lemak di area pubis akan muncul kembali, sehingga akan terlihat lebih besar. Meski demikian, lingkar penis atau ketebalan penis relatif tidak mengalami perubahan. Demikian seperti dilansir dari KlikDokter.
(Martin Bagya Kertiyasa)