Ia melanjutkan, saat itu makanan orang Belanda banyak yang tersisa mulai dari tulang-tulang daging sapi yang masih tersemat sisa-sisa dagingnya. Kemudian, orang Indonesia pada saat itu berkreasui mengolahnya menjadi sebuah hidangan berkuah, yang hingga kini dikenal sebagai soto tangkar.
Untungnya, seiring dengan berkembang perekonomian dan zaman. Kini masyarakat tidak perlu memakan soto tangkar dari sisa tulang. Chef Stefu sendiri biasanya menggunakan iga sapi, karena terdapat tulang dan dagingnya.
"Soto tangkar dari originalnya, yaitu cerita itu sebenarnya tulang. Kalau saya lebih memilih menggunakan iga sapi," terangnya.
Namun bisa juga menggunakan daging sapi Australia, yang mana kualitasnya terjamin dan dapat menjadikan rasa soto tangkar ini lebih nikmat. Ditambah dengan kaya protein, serta sudah tersertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Kisa bisa memasak soto tangkar dengan menggunakan daging sapi Australia," pungkas Chef Stefu singkat.
BACA JUGA:Punya Nasi Sisa Semalam? Dibuat Jadi Bubur Ayam Kuah Soto Saja, Intip Resepnya
(Rizky Pradita Ananda)