3 Buku dengan Genre Self-Help, Cocok untuk Pengembangan Diri

Tim Okezone, Jurnalis
Senin 01 Agustus 2022 19:34 WIB
Ilustrasi Buku. (Foto: Shutterstock)
Share :

LITERASI membaca di Indonesia memang disebut masih rendah. Padahal, banyak buku yang sangat relate dengan keadaan saat ini. Salah satunya adalah buku self-help yang ditulis dengan tujuan mendidik pembacanya tentang cara menangani masalah pribadi.

Genre buku tersebut berasal dari buku terlaris berjudul Self-Help yang diterbitkan pada tahun 1859 karya Samuel Smiles. Sementara itu, buku-buku tersebut juga dikenal dan dikategorikan di bawah istilah yang lebih kontemporer yaitu buku "self-improvement".

Berikut ini adalah buku-buku self-help yang diracik mengais isu dan keadaan dalam diri maupun sekitar dengan maksud menjadi sebuah medium bagi pembacanya untuk dapat mengenali dan mengembangkan dirinya sendiri.

THE ART OF SOLITUDE: What I Think About When I'm on My Own oleh Desi Anwar

Buku yang ditulis oleh penulis Indonesia ini memiliki edisi bahasa inggris yang cukup terkenal di kalangan pembaca Indonesia. Pandemi Covid 19 telah mengajarkan kita coping mechanism untuk diri sendiri. Kita jadi memiliki lebih banyak waktu untuk introspeksi dan mengenal kembali dengan diri kita sendiri karena berkurangnya interaksi sosial.

Ketika dimaknai dan diresapi sepenuhnya, isolasi dapat menjadi bentuk seni yang instruktif dan bersifat menyembuhkan. Di buku ini, Desi Anwar menunjukkan bahwa kesendirian bukanlah sebuah cobaan atau derita yang harus ditakuti maupun dijauhi. Konten yang disampaikannya merupakan sekumpulan renungan dan ide unik yang terjadi pada masa pandemi ini.

Berani Tidak Disukai oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga

Ditulis oleh dua penulis kenamaan Jepang, Berani Tidak Disukai atau The Courage to Be Disliked, membahas bagaimana cara mengakses kekuatan yang sudah kita miliki untuk menjadi versi diri yang terbaik dan paling benar, mengubah arah hidup, dan menemukan kebahagiaan sejati.

Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga menunjukkan bagaimana kita dapat memiliki kebebasan untuk memilih masa depan kita sendiri dan merangkul perubahan menggunakan pandangan Alfred Adler, salah satu dari tiga raksasa psikologi abad ke-19 bersama Freud dan Jung.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya