SECARA umum orang yang mengalami kejang-kejang disebut ayan. Secara medis, penyakit ini sebenarnya merupakan penyakit epilepsi.
Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf (neurologis), di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, menyebabkan kejang. Kejang memang gejala utama epilepsi, namun, gejala bisa berbeda dari orang ke orang dan sesuai dengan jenis kejang.
Melansir Healthline yang sudah ditinjau secara medis oleh ahli saraf, Dr. Nancy Hammond, M.D, kejang yang jadi gejala utama epilepsi ini dibagi dalam beberapa bagian. Pertama kejang focal sebagian, di sini pasien tidak hilang kesadaran tapi mengalami perubahan pada indera perasa, penciuman, penglihatan, pendengaran, atau sentuhan, pusing, kesemutan dan kedutan pada anggota badan.
Kejang focal tidak sadar yang bisa hilangnya kesadaran ditambah gejala lain, tatapan kosong, tidak responsif, melakukan gerakan berulang.
Lalu ada juga yang disebut kejang umum yang melibatkan seluruh otak, di dalamnya ada petit mal seizures hilang kesadaran sebentar, tatapan kosong, dan dapat menyebabkan gerakan berulang seperti menampar bibir atau berkedip. Kejang tonik yakni otot-otot di kaki, lengan, atau tubuh mendadak kaku.
Selanjutnya ada kejang atonik yang menyebabkan hilangnya kontrol otot. Sehingga bisa membuat orang dengan epilepsi jatuh secara tiba-tiba. Ada juga kejang klonik ditandai dengan gerakan otot yang tersentak-sentak berulang pada wajah, leher, dan lengan.