"Cokelat kemudian dianggap sebagai persembahan para dewa dan kemudian selalu hadir di upacara pernikahan," terang laman tersebut, dikutip MNC Portal, Senin (14/2/2022).
Berjalannya waktu, bangsa Eropa kemudian terpapar paham suku Maya ini setelah 2.000 tahun setelahnya. Cokelat selalu ada di Hari Valentine di Eropa dan ini mulai terkenal di tahun 1861 saat seorang pembuat permen bernama Richard Cadbury berpikir untuk menjual cokelat di Hari Valentine.
"Dia mengemasnya dalam kotak berbentuk hati yang dihiasi sekuntum mawar dan gambar Cupid. Itu semua dianggap sebagai simbol romansa populer di kalangan orang Victoria," papar laman itu.
Sejak saat itu, perayaan Hari Valentine dengan kekhasan cokelat, bunga mawar, dan gambar-gambar Cupid atau peri cinta bertebaran di Eropa dan meluas ke penjuru dunia, termasuk Indonesia.
(Martin Bagya Kertiyasa)