Terutama pada anjing liar, sulit ditangkap. Jadi vaksinasi hanya dilakukan untuk anjing yang mudah ditangkap. Namun demikian, populasi anjing ini cukuplah unik.
"Kalau kita lihat populasi Hewan Pembawa Rabies (HPR) tidak ada ada yang pasti dan belum teridentifikasi, namun anjing penyebab satu-satunya rabies paling banyak di Indonesia," terangnya.
Dia pun menjelaskan gejala rabies yang terjadi pada hewan. Biasanya hewan yang terkena rabies berubah jadi ganas dan diam, tidak mengenal tuannya, agresif suka makan apa saja seperti suka makan batu, kayu dan sebagainya.
"Pada anjing rabies juga terjadi perubaahan suara saat menggonggong, lalu terjadi hipersalivasi, berbusa mulutnya dan ini mirip pada manusia, lalu paralisis dan anjing tersebut mengalami kematian," katanya.
Nah, jika manusia tertular hewan rabies akan berujung fatal. Gigitan hewan ini dapat mempercepat dan memperluas penyebaran virus.
Prof Suwarno mengatakan, cara menanggulangi rabies di Indonesia harus menggunakan vaksin. "Vaksin punya peran penting untuk pengendalian dan pencegahan rabies."
Dikutip Antara, terdapat vaksin inaktif dengan berbagai merek, muncul juga modified live attenuated ini diberikan secara oral, lalu vaksin rekombinan.
"Pemberiannya semua vaksin ini sangat mudah, praktis dan aman," ujarnya.
Vaksinasi dilakukan pada hewan minimal usia 3 bulan. Sang pemilik hewan tak perlu khawatir dengan efeknya, karena vaksin 100 persen dapat mencegah rabies.
"Pada hewan bisa menghentikan penyebaran virus rabies dan pada manusia bisa menyelamatkan jiwa dari infeksi virus rabies," tutupnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)