PADA masa jabatannya, Presiden Soeharto kerap mengadakan kegiatan untuk masyarakat, salah satunya Gelar Nusantara Anak Indonesia atau Gelantara. Acara ini sebagai bentuk peringatan Hari Anak Nasional yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta.
Dalam sebuah video dokumentasi yang diunggah kanal YouTube HM Soeharto berjudul "Temu Wicara Presiden Soeharto pada Hari Anak Nasional di Istana 13-07-1994", ada satu momen yang cukup menyita perhatian publik.
Baca juga: Viral 3 Wanita Kembar Kompak Hamil, Bakal Melahirkan di RS dan Dokter yang Sama
Seorang bocah menanyakan hal unik dan membuat Pak Harto tercengang. Bocah itu bernama Hamli asal Sulawesi Selatan.
"Nama saya Hamli dari Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Banggai. Saya mau tanya, mengapa presiden di Indonesia cuma satu, padahal Indonesia sangat luas?" tanya Hamli.
Sontak gelak tawa memecah suasana hening saat itu. Orang-orang yang tepat di samping Presiden Soeharto pun ikut tertawa.
"Presiden itu hanya 1 untuk memimpin negara dan bangsa. Kalau sampai 2 atau 3, nanti lantas tidak bisa berjalan dengan baik. Banyak pemimpin, banyak kapten, kemudian lantas negara menjadi rusak," jawab Soeharto.
Baca juga: Viral Mboke Memey TKW di Hong Kong, Gaji Besar dan Sering Keliling Luar Negeri
Pak Harto pun melanjutkan penjelasannya dengan terus mengurai senyum dan menggunakan bahasa yang dapat diterima anak-anak.
"Tapi terang bahwasanya presiden yang satu ini hanya melaksanakan apa yang diputuskan oleh rakyat melewati MPR. Walaupun satu tapi sebenarnya terikat. Terikat pada garis besar negara, terikat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945. Jadi memang ndak boleh, jadi memang (presiden) hanya satu saja untuk 5 tahun, nanti dipilih lagi, begitu seterusnya," terang Soeharto.