Studi digelar dengan mengamati efek vaksinasi di antara orang-orang dalam sistem kesehatan masyarakat antara dari 2 Februari dan 1 April 2021. Menyesuaikan dengan usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, tingkat pendapatan dan kewarganegaraan.
Penulis studi menekankan bahwa hasilnya, contohnya perlindungan yang lebih rendah terhadap kematian daripada dalam uji klinis, harus dipertimbangkan dengan latar belakang pandemi gelombang kedua yang ganas.
Ini membandingkan orang yang tidak diinokulasi, orang yang 14 hari atau lebih setelah menerima satu dosis dan orang yang lebih dari 14 hari setelah menerima dosis kedua. Data menunjukkan, orang yang divaksinasi sebagian (hanya dapat satu suntikan) ternyata jauh lebih rentan tertular Covid-19.
Di sisi lain, data studi ini disebut lebih baik jika dibandingkan dengan data sebelumnya yang dirilis tentang kemanjuran CoronaVac dalam uji klinis. Untuk diketahui, Indonesia sendiri memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk pemakaian vaksin Sinovac dengan merujuk pada data sementara yang menunjukkan efikasi vaksin di angka 65 persen.
(Martin Bagya Kertiyasa)