Mereka menemukan bahwa sebelum empati berkembang pada anak, mereka tak akan terpengaruh oleh fenomena tersebut, setidaknya hingga usia empat tahun. Hal serupa juga ditemukan pada orang yang menderita autisme karena kesulitan untuk menunjukkan rasa empatinya. Oleh karena itu, mereka tak akan banyak terpengaruh saat ada orang lain di hadapannya yang menguap.
Menurut teori lainnya, manusia dapat tertular karena terdapat rangsangan pada otak. Fenomena ini juga dikaitkan dengan sistem komunikasi alam bawah sadar yang melindungi nenek moyang terdahulu dari bahaya.
Kemudian pada 2015, ditemukan pula bahwa seorang psikopat juga tak akan tertular menguap karena kurangnya rasa empati. Hal ini diketahui setelah dilakukan pengujian terhadap 135 orang mahasiswa. Mereka ditugaskan untuk menonton video pendek berdurasi 10 detik yang memperlihatkan orang sedang menguap.
(Martin Bagya Kertiyasa)