Selama lebih dari 400 tahun menjadi daerah penghasil makanan terkemuka, Miyagi menyajikan bahan bahan kelas dunia yang disiapkan dengan sangat baik oleh koki yang sangat terlatih di restoran berbintang Michelin, atau langsung dari sumbernya di pondok makanan laut dan cafe, yang dijalankan langsung oleh para nelayan dan petani.
Miyagi juga memiliki sejarah budaya dengan estetika khas yang memadukan kemegahan ibu kota kuno Jepang dengan kesederhanaan tradisi asli setempat. Jika berkunjung ke tempat ini travellers bisa menyaksikan warisan budaya Jepang melalui situs sejarah, dan atraksi budaya secara langsung.
Bagi traveler pencinta kucing, di Miyagi terdapat Pulau Kucing atau dikenal dengan “Tashiro Island”. Kucing-kucing yang dipelihara di tempat ini terbilang cukup liar, meskipun demikian penduduk sekitar tetap merawat dan memberi mereka makan.
Menurut sejarah yang ada, pulau ini juga pernah digunakan sebagai pusat pembiakan ulat sutera. Untuk menyingkirkan hama yang ada, sejumlah kucing dibawa untuk berpatroli menuju jalanan dan hutan terdekat. Para nelayan serta penduduk yang ada memberikan sisa tangkapan harian mereka untuk dimakan oleh kucing kucing liar tersebut.
Seiring berjalannya waktu, populasi lansia di tempat ini menurun. Sedangkan jumlah kucing yang harus dirawat semakin banyak dan berlipat ganda. Tak heran jika dipulau ini populasi kucing lebih banyak dibandingkan manusia.
Diperkirakan manusia berpopulasi sebanyak 25% sedangkan populasi kucing sebanyak 75%. Populasi kucing yang cukup banyak inilah yang menjadi daya tarik untuk wisatawan berkunjung ke tempat ini.
(Dewi Kurniasari)