6. Bekerja Sampai Larut Malam
Jika Anda tidak dapat berhenti bekerja hingga larut malam, ini merupakan tanda-tanda kecemasan. Anda mungkin memeriksa email, meskipun sudah tengah malam, atau mengerjakan proyek, meskipun Anda harus tidur.
"Karena Anda tidak ingin sendirian dengan pikiran Anda, Anda telah mengembangkan kebiasaan untuk tidak pernah sibuk. Orang mungkin menganggap Anda sebagai pekerja keras atau gila kerja, tetapi Anda benar-benar hanya mencoba mengalihkan perhatian Anda dari pikiran menyendiri," kata Dr. Lee.
7. Grinding Gigi
Mungkin terdengar aneh, tetapi banyak orang dengan kecemasan berfungsi dengan grinding gigi mereka di malam hari saat mereka di tempat tidur.
"Memainkan gigi dapat menjadi tanda kekhawatiran. Sebaiknya periksa dengan dokter gigi untuk memastikan bahwa ini memang terjadi karena kecemasan, atau menggertakkan gigi jika sering mengalami nyeri rahang," kata Liz Witmer, PhD, psikolog klinis berlisensi.
8. Memiliki Pikiran Buruk
Kecemasan dapat menyebabkan Anda merenungkan "skenario kasus terburuk", itulah sebabnya mengapa Anda menghabiskan banyak malam Anda mengkhawatirkan semua hal yang mungkin salah dengan hidup Anda.
"Anda perlu menyisihkan 30 menit untuk memikirkan masalah tersisa untuk dipecahkan atau yang ada di pikiran Anda. Anda perlu waktu untuk membuat daftar pendek untuk solusi yang dapat Anda ambil, guna mengatasi masalah tersebut di lain waktu,” kata Whitmer
9. Berbicara Dalam Tidur Anda
Jika pasangan atau teman sekamar berbicara atau berteriak saat sedang tidur, perhatikan. Pasalnya, berbicara dalam tidur kerap menjadi tanda kecemasan.
"Sulit untuk memperhatikan diri sendiri, kecuali Anda bangun sendiri karena berbicara atau bahkan berteriak keras. Tetapi, teman Anda bisa mengidentifikasi ini dan mengabarkannya kepada Anda," kata Liz.
10. Tidur Dengan TV Menyala
Jika Anda perlu stimulus untuk bisa tidur, itu mungkin merupakan tanda kecemasan. Kebiasaan paling umum adalah harus tidur dengan acara TV, podcast, atau radio yang masih menyala.
"Begitu banyak orang menggunakan strategi coping maladaptif ini, sehingga saya menambahkan pertanyaan ini. Tujuan strategi ini adalah untuk menenangkan pikiran-pikiran cemas yang muncul secara alami," jelas psikolog klinis Elizabeth Cohen, PhD.
(Martin Bagya Kertiyasa)