ULAT sagu atau sabeta dalam bahasa daerah Jailolo, merupakan salah satu bahan makanan alami yang masih dikonsumsi oleh orang-orang di Kepulauan Halmahera, Maluku Utara, khususnya Jailolo. Ulat yang hidup di batang pohon sagu sudah membusuk tersebut, biasanya diolah menjadi tumisan, sate, ataupun dipanggang dalam bambu.
Bumbu-bumbu untuk membuat sabeta atau ulat sagu bakar bambu tidaklah sulit, hanya cabai, bawang putih, kunyit yang dihaluskan bersama garam, bawang merah yang diiris tipis, beri daun salam. Sabeta yang ditaruh dalam wadah diberi air perasan lemon cui atau jeruk limau dalam bahasa Indonesia, agar hilang bau amisnya. Saat memeras buah lemon cui, jangan sampai bijinya tercampur ke dalam sabeta, agar tidak pahit.
Baca juga: Tanda Tangani Akta Lahir Pangeran Louis, Lihat Pekerjaan Resmi Pangeran William
Setelah sabeta tercampur merata dengan air perasan lemon cui, langsung campur kembali dengan bumbu yang sudah dihaluskan. Janhan lupa untuk memasukkan daun salam, setelah semua bumbu merata dengan sabeta, taruh di atas daun pisang, bungkus, masukkan ke dalam satu ruas batang bambu, yang sudah diberi air setengah bagiannya, dan tutup dengan daun pisang di ujung bambu.
Langkah berikutnya, siapkan bara api. Bisa dibuat dari sabut kelapa, arang batok, atau arang kayu. Jika api sudah siap, maka bawalah bambu yang sudah berisi ulat sagu atau sabeta dengan posisi miring, sebab jika tegak, dikhawatirkan akan tumpah air dan ulatnya.
Letakan di sisi bara api dengan posisi miring juga. Panggang bambu, jangan ditinggal, putar beberapa waktu agar tidak hangus.
Sabeta akan matang jika warna bambunya sudah setengah hangus, atau berbunyi seperti kayu terbakar. Selain itu, salah satu cirinya yang lain ialah wangi aroma bambu dan daun pisang tercium sedap.
Setelah matang, angkat perlahan dan hati-hati menggunakan lap agar tidak panas. Siap kan piring saji, lalu taruh di atasnya ulat sagu pelan-pelan dari dalam bambu.
Baca juga: Indahnya Batik Kabupaten Batang yang Dibuat dengan Teknik Kuno
Ulat sagu atau sabeta akan lebih nikmat bila dimakan bersama dengan dabu-dabu matah, jagung rebus, atau ubi ketela. Gurih ulat sagu atau sabeta terasa seperti udang dan kepalanya renyah saat digigit.
Namun, sebelum menikmati ulat sagu, pastikan terlebih dahulu, apakah Anda mengidap alergi udang atau tidak. Pasalnya, kandungan protein ulat sagu sangat tinggi, bisa menimbulkan alergi yang cukup parah.
Gejala awalnya, lidah gatal setelah lima menit kemudian, disusul dengan bibir terasa tebal. Tidak lama selanjutnya, setelah sekira 30 menit, barulah gatal menyebar ke badan, timbul merah, bentol, dan bintik-bintik pada kulit tangan, kaki, bahkan sekujur tubuh.
Jika tidak segera ditangani dengan meminum obat penyembuh alergi, maka penyakit akan semakin parah. Di menit-menit selanjutnya, perut akan terasa melilit, buang-buang air besar, kaki melemas, napas sulit, sesak pada dada, menggigil, tangan kesemutan, dan pandangan kabur. Jika sudah seperti ini, pengonsumsian obat sudah tidak ada efeknya, dan harus segera dilarikan ke instalasi gawat darurat rumah sakit, atau fasilitas kesehatan terdekat.