PERJALANAN ke benua Eropa pada awal tahun 2018 adalah perjalanan saya yang kedua kalinya. Benua Eropa yang sangat kental dengan sejarah dan budayanya memang selalu menarik untuk dikunjungi. Perjalanan saya kali ini adalah untuk urusan pekerjaan, yaitu menjajaki kerja sama bidang pendidikan dengan salah satu sekolah rintisan baru di Kota Paris.
Negara berpenduduk kurang lebih 67 juta jiwa ini tidak hanya menjadi salah satu tempat favorit bagi siapa saja untuk menghabiskan liburannya, juga menimba ilmu.
Pesawat Thai Airways dengan nomor penerbangan TG 930 mendarat mulus di Bandara Charles de Gaulle. Bandara internasional terbesar di Prancis ini masih sepi ketika saya sampai. Saat itu suhu udara berkisar 15 derajat. Setelah antre di Imigrasi dan mengambil barang di bagasi, saya mencari taksi untuk menuju hotel tempat menginap di tengah kota.
Sebenarnya banyak moda transportasi yang dapat digunakan dari bandara ke kota, baik kereta api maupun bus. Hanya saja, karena saya mengejar waktu, akhirnya naik taksi. Setelah lima menit perjalanan, saya pun mulai membuka percakapan dengan sopir taksi yang bernama Adib, orang Maroko yang sudah menjadi warga negara Prancis. “Anda dari Malaysia?” tanya dia. Saya menjawab, “Saya dari Indonesia.” Adib begitu senang ketika saya menyebut Indonesia karena ternyata dia sudah pernah ke Bali dua kali. Dia pun menceritakan pengalamannya selama di Bali dengan keluarganya.
“Saya selalu senang bertemu orang Indonesia. Orang Indonesia sangat ramah, makanan Indonesia enak, dan alamnya luar biasa indahnya,” kata Adib.