Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Anak Usia Emas 0-5 Tahun, Pentingnya Investasi Nutrisi bagi Kemampuan Belajar Anak

Opini , Jurnalis-Kamis, 04 Desember 2025 |11:02 WIB
Anak Usia Emas 0-5 Tahun, Pentingnya Investasi Nutrisi bagi Kemampuan Belajar Anak
Anak Usia Emas 0-5 Tahun, Pentingnya Investasi Nutrisi bagi Kemampuan Belajar Anak. (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Periode usia anak 0–5 tahun dikenal sebagai periode emas karena otak bertumbuh dengan sangat cepat. Pada masa ini, otak membangun triliunan koneksi antar-sel saraf yang menjadi dasar kemampuan belajar, konsentrasi, bahasa, hingga kontrol diri. Salah satu faktor terpenting yang memengaruhi proses ini tentunya adalah nutrisi.

Mengapa nutrisi di awal kehidupan sangat penting? 

Otak bertumbuh paling cepat terutama di 2 tahun pertama. Ukuran otak anak mencapai 80% ukuran otak dewasa saat anak mencapai usia 2 tahun. Penambahan volume otak dalam 2 tahun pertama ini membutuhkan energi, protein, lemak, dan mikronutrien dalam jumlah besar. Selain itu, pembentukan koneksi saraf (sinaps) juga memerlukan zat gizi tertentu. 

Bagaimana hubungan nutrisi, fungsi otak, dan fungsi kognitif? 

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa kuantitas dan kualitas zat gizi di periode awal kehidupan akan memengaruhi fungsi kognitif dan kecerdasan anak di periode perkembangan selanjutnya. 

Perkembangan otak dan fungsi kognitif saling berkaitan erat karena fungsi kognitif pada dasarnya adalah hasil kerja otak dalam mengolah informasi. Semakin baik perkembangan otak anak, semakin baik pula pemrosesan informasi di otak. 

Ketika fungsi kognitif anak berkembang dengan baik, anak pun akan mampu untuk: 
1. Memusatkan perhatian pada informasi yang relevan (daya atensi), 
2. Menangkap dan memahami informasi (daya tangkap), 
3. Menyimpan informasi (daya ingat), 
4. Memusatkan perhatian untuk jangka waktu yang lama (daya konsentrasi), dan  
5. Menggunakan informasi untuk menyesuaikan dan mengendalikan diri, melakukan perencanaan, mengambil keputusan, dan menyelesaikan masalah (fungsi eksekutif). 

Fungsi kognitif tentunya berperan penting dalam proses pembelajaran anak, dan dapat menjadi salah satu indikator tingkat kecerdasan anak. Anak dengan fungsi kognitif yang lebih baik akan terlihat sebagai anak yang lebih “cerdas”, karena mampu menunjukkan peningkatan kemampuan dan pengetahuan dari hari ke hari dengan lebih cepat.

Proses tumbuh dan kembang otak ini tentunya berjalan bersamaan dan tidak bisa diulang apabila sudah melewati periode emas ini. Asupan nutrisi yang kurang pada periode emas ini tidak hanya berdampak sementara, tetapi dapat memengaruhi perkembangan otak dan fungsi kognitif anak secara jangka panjang. 

Apa Saja Zat Gizi yang Penting bagi Perkembangan Otak dan Fungsi Kognitif Anak? 

 


Secara umum, anak harus mendapatkan asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) serta zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Lebih khususnya, pastikan anak menerima asupan 5 jenis zat gizi di bawah ini setiap hari untuk menunjang perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Ingat, tidak ada satu pun makanan yang bersifat “super”. Kuncinya adalah konsumsi makanan yang beragam dan seimbang. 

1. Protein
Protein adalah bahan dasar pembentuk sel-sel tubuh, termasuk sel otak. Protein membantu produksi senyawa kimia otak (neutransmiter) yang membawa pesan antar sel saraf, dan digunakan dalam proses mengolah informasi di otak. Sumber protein adalah daging sapi, daging ayam, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, serta susu dan produk turunannya (keju, yogurt). 

2. Lemak Omega-3 (Terutama DHA) 
Omega-3 adalah salah satu jenis asam lemak esensial yang dapat meningkatkan daya ingat dan daya konsentrasi anak. DHA adalah salah satu jenis omega-3 yang penting untuk otak karena dapat membangun membran sel di otak. Omega-3 tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga perlu didapatkan dari makanan atau suplemen. Sumber omega-3 adalah ikan berminyak seperti salmon, tuna, makarel, dan sarden, serta rumput laut dan kacang kenari. Selain itu telur yang difortikasi omega-3 juga dapat menjadi pilihan. 

3. Zat besi
Zat besi menunjang produksi sel darah merah yang mengangkut nutrien dan oksigen ke seluruh sel, organ, dan jaringan, termasuk otak. Sumber zat besi antara lain: daging merah (sapi, kambing, domba), daging ayam, ikan (tuna, sarden), hati ayam/sapi, sayuran hijau, tahu dan tempe, dan kacang-kacangan (kacang merah, kacang polong). Selain itu juga susu pertumbuhan yang difortifikasi zat besi dapat menjadi pilihan. 

4. Folat (Vitamin B9)

Folat penting untuk perkembangan dan fungsi sistem saraf terutama pembentukan pengantar listrik otak (neurotransmiter) dan selubung saraf (mielin). Folat dapat diperoleh dari sayuran hijau, buah-buahan (jeruk, alpukat), kacang-kacangan (kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, kacang polong), serta telur dan hati ayam/sapi.  

5. Yodium
Yodium diperlukan untuk membuat hormon tiroid yang penting dalam pertumbuhan fisik serta perkembangan otak. Kekurangan yodium dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan bahasa dan fungsi kognitif. 
Selain dari garam beryodium, yodium juga dapat diperoleh dari ikan dan hasil laut lainnya, rumput laut, serta susu dan yogurt.

Pemberian makan kepada anak bukan hanya soal membuat anak kenyang, tetapi justru soal membangun pondasi dan berinvestasi untuk masa depan anak. Tentunya, asupan nutrisi  yang cukup harus dikombinasikan dengan stimulasi psikososial. 

Contoh: bermain bersama anak, menyediakan permainan edukatif untuk anak, mengobrol dan bercanda-gurau dengan anak, atau membacakan buku cerita kepada anak, agar tumbuh kembang anak makin optimal.

Penulis: 
Cut Nurul Kemala, M.Psi., M.Sc., Psikolog
dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A, SubSp.N.P.M(K)

Referensi: 
DiGirolamo, A. M., Ochaeta, L., & Flores, R. M. M. (2020). Early childhood nutrition and cognitive functioning in childhood and adolescence. Food and Nutrition Bulletin, 41(1_suppl), S31-S40. https://doi.org/10.1177/0379572120907763

Georgieff, M. K. (2023). Early life nutrition and brain development: Breakthroughs, challenges and new horizons. Proceedings of the Nutrition Society, 82(2), 104-112. https://doi.org/10.1017/S0029665122002774

Georgieff, M. K., Ramel, S. E., & Cusick, S. E. (2018). Nutritional influences on brain development. Acta Paediatrica, 107(8), 1310-1321. https://doi.org/10.1111/apa.14287

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement