Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bahaya Sound Horeg bagi Kesehatan Telinga, Volume Capai 130 dB: Melebihi Batas Aman WHO

Gilang Patria Ramadhan Baskoro , Jurnalis-Rabu, 30 Juli 2025 |14:55 WIB
Bahaya Sound Horeg bagi Kesehatan Telinga, Volume Capai 130 dB: Melebihi Batas Aman WHO
Bahaya sound horeg bagi kesehatan telinga (Foto: Tiktok)
A
A
A

Kelompok yang Paling Rentan: Anak dan Lansia

Anak-anak memiliki sistem pendengaran yang belum berkembang sempurna, sehingga lebih rentan terhadap kerusakan akibat suara keras. Sementara itu, lansia cenderung mengalami penurunan fungsi regenerasi sel, sehingga risiko kehilangan pendengaran menjadi lebih tinggi.

Tak hanya masalah telinga, paparan suara bising ekstrem juga dapat menimbulkan stres, gangguan tidur, kelelahan mental, hingga tekanan darah tinggi.

Batas Aman dan Durasi Paparan Suara

Berikut perbandingan tingkat kebisingan beberapa suara umum dan waktu aman untuk terpapar dalam seminggu menurut WHO:

Dalam kasus sound horeg, suara keras tersebut diputar dalam durasi yang panjang dan berulang, bahkan bisa berlangsung selama berjam-jam saat acara karnaval atau hajatan. Kondisi ini jelas melampaui batas toleransi yang dianjurkan WHO, dan berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran permanen bagi siapa pun yang terpapar, terutama anak-anak dan lansia.

Tips Aman dari Suara Keras

WHO mengampanyekan pentingnya praktik “safe listening” atau mendengarkan secara aman. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk melindungi pendengaran:

- Jaga volume di perangkat audio di bawah 60% dari maksimum.

- Gunakan headphone noise-cancelling agar tidak perlu menaikkan volume.

- Gunakan pelindung telinga (earplug atau earmuff) di lingkungan bising.

- Batasi waktu paparan dan berikan waktu istirahat bagi telinga.

- Jaga jarak dari sumber suara keras seperti speaker besar.

Gunakan aplikasi pemantau kebisingan, seperti NIOSH SLM atau dBTrack, untuk mengukur tingkat kebisingan lingkungan atau perangkat audio.

Kenali tanda awal gangguan pendengaran, seperti sulit mendengar suara bernada tinggi atau mengalami telinga berdenging setelah berada di tempat bising.

Kesadaran Masyarakat Masih Rendah

Sayangnya, kesadaran publik terhadap bahaya kebisingan masih rendah. Banyak orang menganggap suara keras sebagai hal yang lumrah, tanpa menyadari bahwa dampaknya terhadap pendengaran sering kali tidak terasa secara langsung, namun dapat menimbulkan efek jangka panjang.

Dengan berita ini serta penerapan kebiasaan mendengarkan secara aman, masyarakat diharapkan menjadi lebih waspada terhadap ancaman dari fenomena seperti sound horeg. Selain berisiko merusak pendengaran, volume suara yang ekstrem juga dapat merusak rumah warga, memecahkan kaca, dan menimbulkan gangguan serius terhadap kenyamanan serta kesehatan lingkungan sekitar.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement