Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mau Makan Manis? Catat Dulu Hal Ini Agar Tidak Menyesal

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Jum'at, 25 Juli 2025 |19:45 WIB
Mau Makan Manis? Catat Dulu Hal Ini Agar Tidak Menyesal
Mau Makan Manis? Catat Dulu Hal Ini Agar Tidak Menyesal (Foto: Freepik)
A
A
A

MEMPERHATIKAN apa yang kita konsumsi sangat penting untuk kesehatan. Makanan manis sering kali menjadi asupan favorit ketika kita berada dalam tekanan atau merasa stres. Namun, satu hal yang perlu kita lakukan adalah mengetahui kandungan indeks glikemik dari makanan yang kita konsumsi. Apa sih itu indeks glikemik? Yuk, cari tahu!

Indeks glikemik (GI) adalah sistem pengukuran yang menunjukkan seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat meningkatkan kadar gula dalam tubuh. Makanan dengan indeks glikemik tinggi dicerna dengan cepat, sehingga menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang drastis. Sementara itu, makanan dengan indeks glikemik rendah dicerna lebih lambat, sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang lebih stabil.

Gula, Shutterstock

Ahli nutrisi dalam kanal YouTube Yava Bali menjelaskan bahwa kita harus memperhatikan konsumsi makanan, termasuk yang memiliki indeks glikemik tinggi. Mengonsumsi makanan manis secara berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah.

“Kenapa GI itu penting? Karena kalau misal kita makan yang GI-nya tinggi, lonjakan gula darah kita akan cepat naik,” tutur Mikayla, seorang nutrisionis dalam kanal YouTube Yava Bali berjudul ‘Hati-hati! Makanan Manis Saat Buka Puasa Bisa Picu Lonjakan Gula Darah’.

Tubuh kita memiliki sistem yang secara otomatis akan mengeluarkan hormon insulin. Hormon insulin ini berperan penting dalam mengatur kadar gula darah (glukosa) dan memungkinkan sel-sel tubuh seperti otot, lemak, dan hati menyerap glukosa sebagai sumber energi. Insulin menjaga kadar gula darah dalam rentang yang normal.

“Kita punya sistem tubuh yang secara otomatis akan mengeluarkan hormon yang namanya insulin. Itu tandanya, guys, bahwa gula sudah terlalu banyak di dalam pembuluh darah dan harus segera disimpan. Kalau kelebihan, dan kita tes darah, hasilnya gula darah tinggi. Kalau ini terjadi terus-menerus, disebut diabetes. Makanya, enggak boleh terlalu banyak gula di dalam pembuluh darah,” paparnya.

 

Terlalu sering mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan penyakit diabetes. Oleh karena itu, ahli nutrisi menyarankan membiasakan pola makan sehat dengan mengimbangi asupan gula tinggi dengan makanan rendah GI.

“Nah, makanya kenapa akhirnya kita simpan ke dalam sel-sel. Kalau misalnya ini terjadi terus-menerus, akan menyebabkan diabetes. Jadi, harus dibiasakan untuk makan yang GI-nya enggak terlalu tinggi, atau diimbangi dengan yang lain,” lanjut Mikayla.

Manfaat dari mengonsumsi makanan dengan GI rendah adalah tubuh akan terasa lebih berenergi. Sebaliknya, energi berlebih dari gula yang dikonsumsi dalam jumlah tinggi justru bisa membuat berat badan naik dan menggagalkan program diet.

Memahami dan memperhatikan indeks glikemik makanan sangat krusial untuk menjaga kestabilan kadar gula darah dan kesehatan secara keseluruhan. Makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, meningkatkan risiko diabetes, dan menyulitkan pengelolaan berat badan. Sebaliknya, konsumsi makanan dengan GI rendah membantu menjaga energi tubuh tetap stabil, mendukung fungsi hormon insulin secara optimal, serta mencegah penyakit kronis terkait gula darah.

Dengan membiasakan pola makan sehat, mengutamakan makanan rendah GI, dan mengurangi asupan gula berlebih, kita bisa menjaga kesehatan tubuh, meningkatkan kualitas hidup, dan menghindari risiko penyakit berbahaya.

Penasaran dengan informasi selanjutnya? Yuk, berkunjung ke channel YouTube Yava Bali supaya enggak ketinggalan informasi seputar kesehatan tubuh kamu.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement