“Museum harus diarahkan menjadi museum tematik dan ruang interaksi kreatif, karena museum kita sekarang ini terlalu general”, ucapnya.
Seniman sekaligus budayawan Taufik Rahzen, yang juga ikut dalam diskusi tersebut menyebutkan harapan para seniman lukis untuk dapat memanfaatkan museum seperti Benteng Vredeburg sebagai ruang untuk pameran seni rupa tentang sejarah perjuangan bangsa, sebagaimana pernah dilakukan pada 1978, banteng tersebut dijadikan lokasi jambore seni.
Menurutnya, upaya pelestarian dan penelusuran sejarah melalui seni rupa terus dilakukan oleh para peneliti dan kurator di Indonesia.
“Dalam sebuah diskusi mendalam, terungkap kisah menarik tentang proses pencarian dan kurasi berbagai karya seni, dokumen visual, hingga benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan tokoh perjuangan,” katanya.
Menbud Fadli Zon menambahkan bahwa beberapa karya sulit dilacak, ada yang berada di luar negeri dan tidak dapat dipinjam karena faktor kepemilikan pribadi. Karenanya proses riset yang dilakukan tidak hanya mengandalkan sumber resmi, tetapi juga melibatkan jejaring media sosial.