Investigasi KKI pada 2024 di sejumlah kota besar di Indonesia menemukan sebuah fakta, yaitu hampir 40 persen galon yang beredar di masyarakat telah berusia lebih dari dua tahun, yang artinya sudah tergolong sebagai ganula, jauh melampaui batas aman yang direkomendasikan para pakar.
Temuan ini mengindikasikan prioritas produsen pada efisiensi biaya operasional dan margin keuntungan dibandingkan keselamatan konsumen.
David juga mempertanyakan mengapa produsen yang sudah memproduksi galon baru dari bahan bebas BPA, tidak menarik ganula dari peredaran. Ia juga mengecam sikap produsen yang semestinya memikul tanggung jawab terhadap keamanan produknya.
Dengan situasi dan kondisi tersebut, KKI mendesak pemerintah untuk segera menetapkan aturan baku mengenai masa pakai galon guna ulang dan mempercepat implementasi pelabelan BPA.
BPA adalah senyawa kimia sintesis dalam galon guna ulang yang dapat berpotensi menimbulkan dampak serius bagi kesehatan jangka panjang. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa paparan BPA dapat mengganggu fungsi hormonal pada tubuh manusia, memengaruhi tumbuh kembang anak, hingga meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.