JAKARTA - Makanan yang telah disemutin, menimbulkan pertanyaan. Apakah boleh dimakan atau sebaiknya dibuang saja?
Gerombolan semut memang kerap datang dan menyerbu makanan dan minuman. Bahkan, susu di dalam stoples pun bisa didatangi semut melalui berbagai celah. Jika dibuang, rasanya ada asumsi mubazir. Jadi banyak di antara moms yang tetap memilih untuk diselamatkan dengan alasan "daripada mubazir".
Masalah ini terkesan sepele dan tidak berbahaya. Tapi siapa sangka, ternyata makanan yang telah disemutin bisa membawa masalah kesehatan yang serius.
Pengampu komunitas komunitas parenting Tentang Anak, dr. Nadhira Afifa, MPHP, mengungkapkan bahwa kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan keluarga, terutama bagi anak-anak.
Sebuah studi menemukan bahwa semut bisa membawa berbagai jenis mikroorganisme berbahaya, seperti:
Jamur (ditemukan pada 100% sampel semut yang diteliti)
Coliform (52%)
Escherichia coli (18%)
Salmonella (8%)
Kandungan bakteri ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan, seperti:
- Diare
- Mual dan muntah
- Infeksi rongga mulut
- Reaksi menyengat di dalam mulut
Itulah mengapa makanan yang sudah dijilat atau dirayapi semut sebaiknya tidak dikonsumsi lagi.
Untuk melindungi makanan dari semut dan mencegah risiko kesehatan, Moms bisa melakukan langkah-langkah berikut:
- Simpan makanan di wadah tertutup, pastikan tertutup rapat.
- Cuci alat makan segera setelah digunakan
Bersihkan remah makanan setiap hari, termasuk di bawah alat masak, bantal, sofa, dan tempat sampah.
- Tutup celah atau retakan kecil yang bisa menjadi jalur masuk semut.
-Gunakan bahan alami pengusir semut, seperti
cuka putih, bubuk kopi, lemon, lada tea tree oil
Untuk itu, tetaplah menjaga kesehatan keluarga, terutama si Kecil. Hindari mengonsumsi makanan yang sudah dihinggapi semut dan cegah semut datang dengan cara-cara alami dan aman.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kehadiran semut tampak kecil dan sepele. Namun mereka bisa menjadi vektor penyebar penyakit jika sampai bersentuhan dengan makanan.
(Rani Hardjanti)