“Jadi Presiden Prancis tentu dalam kunjungan kenegaraan waktunya terbatas. Bukan kayak kita kalau liburan ke Borobudur seharian di situ. Waktunya ketat, waktunya terbatas sehingga juga disiapkan fasilitas untuk memudahkannya agar bisa menapaki setiap tingkat yang ada di Borobudur,” kata Hasan.
Hasan pun membeberkan fasilitas yang disiapkan pemerintah untuk memudahkan kunjungan Macron di Candi Borobudur.
“Pemerintah menyiapkan ramp, jadi semacam jalan setapak yang tidak pakai tangga untuk sampai level 4. Kemudian juga menyiapkan nanti, namanya apa itu? Stair lift. Stair lift itu kalau di rumah-rumah biasanya dipasang di pinggiran tangga untuk bawa orang untuk naik ke lantai berikutnya. Jadi dari lantai 5 ke lantai 8 mungkin nanti pakai, atau sampai lantai 7 itu nanti pakai stair lift supaya waktunya lebih efisien,” tutur Hasan.
Selain efisiensi waktu, Hasan menegaskan fasilitas itu dipasang juga untuk membuat kunjungan lebih memadai.
“Supaya waktunya lebih memungkinkan, dan sampai di atas kan tetap dalam kunjungan kenegaraan ya, kalau kita naik tangga ke lantai 12 ini kan keringat muncur, dalam keadaan kecapean bisa kusut. Ini untuk lebih proper aja saja sebagai sebuah kunjungan kenegaraan,” pungkasnya.
Hasan kembali menegaskan sekaligus menjawab kekhawatiran publik bahwa pemasangan fasilitas tersebut dapat merusak struktur atau bangunan Candi Borobudur. Hasan memastikan pemasangan fasilitas turut diawasi Kementerian Kebudayaan.
“Banyak yang kemudian menduga apakah ini merusak cagar budaya atau tidak? Teman-teman itu semua dibangun dengan pengawasan dari Kementerian Kebudayaan dan tidak ada paku, tidak ada bor. Jadi hanya ditaruh, didudukan, ditaruh saja,” kata Hasan.
“Jadi nanti ketika misalnya itu selesai, itu bisa dibongkar dengan mudah. Jadi untuk kunjungan itu lebih kepada kita mempersiapkan fasilitas yang memudahkan kunjungan Presiden Macron agar bisa menikmati keindahan dan kemegahan Borobudur secara keseluruhan,” pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)