Pencegahan stroke berfokus pada perubahan gaya hidup dan kontrol terhadap kondisi medis yang mendasari. Mengadopsi pola makan seimbang rendah garam dan lemak jenuh, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, serta rutin memeriksakan tekanan darah dan kadar gula darah merupakan langkah utama dalam menurunkan risiko stroke.
Selain itu, bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu seperti fibrilasi atrium, konsultasi dengan dokter mengenai penggunaan obat pengencer darah mungkin diperlukan untuk mencegah pembentukan gumpalan.
Pada stroke iskemik, terapi trombolitik (obat penghancur bekuan darah) dapat diberikan dalam waktu beberapa jam setelah gejala pertama muncul. Sedangkan pada stroke hemoragik, tindakan medis yang diperlukan bisa meliputi operasi untuk menghentikan perdarahan atau menurunkan tekanan intrakranial.
Setelah fase akut, rehabilitasi menjadi bagian penting dari proses pemulihan pasien stroke, meliputi terapi fisik, okupasi, dan bicara, untuk membantu pasien mendapatkan kembali fungsi yang hilang.
Mengingat dampaknya yang luas terhadap kualitas hidup, stroke bukan hanya menjadi masalah medis, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, edukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini, pencegahan, serta pengelolaan faktor risiko sangatlah penting.
(Qur'anul Hidayat)