Senada dengan pernyataan tersebut, dalam diskusi panel bertema “Efektivitas Vaksinasi untuk Pengendalian Dengue” pada hari ketiga semiloka ini, Dr. dr. I Made Susila Utama, KPTI FINASIM menjelaskan, seseorang dapat terkena dengue lebih dari satu kali dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
“Karena dengue sampai saat ini belum ada obatnya, maka pencegahan menjadi kunci. Salah satu pencegahan yang penting untuk dipertimbangkan adalah vaksinasi,” ungkap dr.Made Susila.
Pemanfaatan metode inovatif ini dapat melindungi tubuh dengan cara membangun pertahanan alami tubuh. Saat virus akibat gigitan nyamuk memasuki tubuh, tubuh akan mengeluarkan pertahanan alaminya, sehingga memutus rantai penularan virus.
“Namun, untuk memperoleh perlindungan yang optimal, vaksinasi dengue harus dilakukan sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter,” lanjutnya.
Sebagai pelopor penerapan program publik pertama untuk vaksinasi dengue di dunia, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dr. H. Jaya Mualimin membagikan pengalamannya dalam pelaksanaan inisiatif ini di Kalimantan Timur.
“Pada November 2023, kami memulai pilot program vaksinasi dengue dengan menyasar 9.800 anak usia sekolah dasar di Balikpapan. Pemilihan sasaran ini didasarkan pada Balikpapan merupakan salah satu daerah dengan kasus dengue tertinggi di Kalimantan Timur,” tutur dr.Jaya.
dr. Jaya menambahkan, pelaksanaan program vaksinasi ini menunjukkan dampak yang positif. Selain menurunnya angka hospitalisasi pada anak yang telah divaksinasi, angka kematian akibat dengue juga menurun.
Praktik baik lainnya dibagikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr. Hariawan Dwi Tamtomo.
Pada September 2024, pihaknya telah melaksanakan program vaksinasi dengue dengan menyasar 1.120 anak usia sekolah dasar di Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
Pemilihan Kecamatan Paiton sebagai lokus karena kasus dengue-nya paling tinggi se-Kabupaten Probolinggo.
dr. Hariawan melanjutkan bahwa pelaksanaan program ini sejalan dengan Strategi Nasional Penanggulangan (STRANAS) Dengue 2021-2025 yang keenam, yaitu meningkatkan penilaian, penemuan, inovasi, dan penelitian sebagai dasar bagi kebijakan dan pengelolaan program berbasis bukti.
“Kami juga melihat, pasca program dijalankan, tidak ditemukan kasus dengue pada anak-anak yang telah divaksinasi, dan tidak terjadi peningkatan kasus dibandingkan triwulan pertama tahun 2024,” ungkapnya.
Pelaksanaan vaksinasi dengue oleh Kalimantan Timur dan Probolinggo merupakan bagian dari program vaksinasi dengue untuk publik yang diinisiasi oleh pemerintah daerah.
Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya berkontribusi pada pengendalian kasus di wilayah masing-masing, tetapi juga menjadi perwujudan komitmen pemerintah daerah dalam menerapkan strategi pencegahan dengue yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.