JAKARTA - Tren gaya hidup ramah lingkungan atau eco-lifestyle semakin populer di berbagai kalangan, terutama karena meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, polusi, dan pentingnya menjaga kelestarian bumi.
Bahkan, tren ramah lingkungan kini tidak hanya sebatas gaya hidup, tapi juga merambah ke berbagai jenis produk di pasaran. Produsen dari berbagai sektor mulai mengadopsi prinsip keberlanjutan demi memenuhi permintaan konsumen yang semakin sadar lingkungan.
Lantas, seberapa besar peningkatan tren ramah lingkungan di Indonesia? Berikut ulasannya, melansir dari data yang telah dirangkum oleh tim Hypefast, Sabtu (25/4/2025).
Survei PricewaterhouseCoopers (PwC) pada 2023 mencatat bahwa 80% konsumen Indonesia bersedia membayar lebih untuk produk dari brand yang berkomitmen terhadap isu sosial dan lingkungan.
Meningkatnya tekanan regulasi dan ekspektasi konsumen, penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis bagi brand lokal.
Perkembangan penerapan prinsip ramah lingkungan di Indonesia menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Dengan semakin banyak perusahaan dan investor yang memahami dan mengadopsi pendekatan berkelanjutan.
Produk yang mengadopsi prinsip ESG semakin menjadi faktor utama dalam keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan penelitian Snapcart 2024 berjudul Indonesian Consumers’ Interest Toward Sustainable Products, 38% konsumen memilih produk ramah lingkungan karena kepedulian terhadap lingkungan.
Faktor lainnya adalah kualitas produk yang lebih tahan lama dan aman digunakan, yang pada akhirnya mendorong konsumen hingga bersedia membayar lebih mahal.
Lebih lanjut, survei oleh Indonesian Marketing Association (IMA) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 75% konsumen lebih cenderung mempercayai brand yang transparan mengenai praktik ESG branda.
Hal ini mengindikasikan bahwa keterbukaan dan akuntabilitas dalam keberlanjutan tidak hanya membangun kepercayaan konsumen, tetapi juga mendorong loyalitas jangka panjang.
Dengan semakin berkembangnya kesadaran akan ESG di kalangan konsumen dan bisnis, adopsi keberlanjutan akan menjadi faktor kunci dalam kesuksesan brand lokal di masa depan.
Hypefast terus berkomitmen untuk mendorong transformasi ini dan menjadikan keberlanjutan sebagai bagian dari DNA industri brand lokal di Indonesia.
“Integrasi ESG bukan hanya tentang kepatuhan regulasi atau memenuhi ekspektasi global, tetapi juga tentang membangun loyalitas pelanggan dan menciptakan bisnis yang lebih berkelanjutan,” ujar CEO Hypefast, Achmad Alkatiri, dalam keterangan tertulisnya.
“Karenanya perlu adanya sinergi antara pemangku kebijakan dengan pelaku usaha untuk mendorong brand lokal dalam menerapkan prinsip ESG,” tutupnya.
(Qur'anul Hidayat)