Berhenti merokok tidak harus dilakukan sendirian. Banyak penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dari keluarga, teman, atau komunitas memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan berhenti merokok.
Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan adalah menceritakan niat berhenti kepada orang-orang terdekat, bergabung dengan grup dukungan berhenti merokok baik offline maupun online, dan konsultasi dengan tenaga medis atau konselor perilaku untuk mendapatkan panduan profesional.
Tenaga medis juga dapat membantu meresepkan terapi yang sesuai, seperti terapi pengganti nikotin atau obat-obatan non-nikotin.
Gejala putus nikotin (craving, cemas, sulit konsentrasi) sering kali membuat perokok kembali ke kebiasaan lama. Untuk membantu transisi, ada terapi medis yang terbukti efektif, antara lain:
- Terapi Pengganti Nikotin (NRT): permen karet, plester, semprotan mulut/hidung, atau lozenges yang mengandung nikotin dalam dosis kecil.
- Obat bebas nikotin seperti Bupropion dan Varenicline yang bekerja memengaruhi zat kimia di otak untuk mengurangi keinginan merokok dan gejala penarikan.
Konsultasi dengan dokter akan membantu menentukan metode yang paling tepat dan aman sesuai kondisi individu