Kasus hipotermia belakangan tengah ramai diperbincangkan usai dua pendaki asal Indonesia, Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia setelah mendaki puncak Gunung Carstenzs di Timika, Papua. Lilie dan Elsa tutup usia setelah mengalami hipotermia saat cuaca buruk di puncak gunung.
Hipotermia adalah kondisi yang terjadi saat suhu inti tubuh turun di bawah 95 derajat Fahrenheit (35 derajat Celsius). Dalam hipotermia, tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya menghasilkan panas, yang menyebabkan suhu tubuh rendah yang berbahaya. Suhu tubuh normal adalah sekitar 98,6 derajat Fahrenheit (37 derajat Celsius).
Mengenali gejala hipotermia sangat penting khususnya saat Anda tengah berada di cuaca dan kondisi buruk dan berisiko tinggi mengalami hipotermia. Untuk itu, tak ada salahnya memahami penolongan pertama saat menangani seseorang yang mengalami hipotermia.
Segera cari pertolongan medis bagi siapa pun yang tampaknya mengalami hipotermia. Berikut adalah cara tepat untuk menangani hipotermia, melansir Mayo Clinic, Senin (3/3/2025).
Saat membantu seseorang yang mengalami hipotermia, tangani mereka dengan lembut. Pindahkan orang tersebut hanya seperlunya. Jangan memijat atau menggosoknya. Gerakan yang kuat atau mengagetkan dapat memicu serangan jantung.
Selanjutnya ialah memindahkan orang yang terkena hipotermia dari udara dingin. Pindahkan orang tersebut ke lokasi yang hangat dan kering jika memungkinkan.
Jika tidak memungkinkan untuk dipindahkan, lindungi orang tersebut dari udara dingin dan angin sebisa mungkin. Orang tersebut harus tetap dalam posisi datar jika memungkinkan.
Jika orang tersebut mengenakan pakaian basah, maka lepaskan. Potong pakaian jika perlu untuk menghindari terlalu banyak gerakan.
Tutupi orang tersebut dengan selimut. Gunakan beberapa lapis selimut atau mantel kering untuk menghangatkannya. Tutupi kepala pasien dan biarkan hanya wajah yang terbuka.