Istilah cancel culture cukup familiar dan menjadi perbincangan banyak orang akhir-akhir ini, terlebih di media sosial. Namun, mungkin beberapa dari kamu masih ada yang belum mengetahui apa itu arti cancel culture.
Nah, berikut akan diulas Okezone dari berbagai sumber, Minggu (16/2/2025). Cancel culture adalah tindakan memboikot atau tidak lagi memberikan dukungan kepada orang yang dianggap melakukan hal buruk, baik melalui perilaku maupun ucapan.
Cancel culture merupakan budaya memboikot seseorang yang dianggap bermasalah secara massal, misalnya saat orang tersebut mengatakan atau melakukan sesuatu yang dianggap tidak pantas atau menyinggung. Praktik pemboikotan massal ini biasanya juga diikuti dengan pemberhentian dukungan kepada orang tersebut.
Fenomena cancel culture umumnya terjadi di media sosial. Semua orang sebenarnya bisa saja menjadi korban cancel culture, tetapi fenomena ini biasanya paling banyak dialami oleh tokoh-tokoh masyarakat, seperti politisi, aparatur negara, pemuka agama, dan selebritas.
Beberapa orang melakukan aksi boikot ini secara pribadi. Namun, tidak jarang juga mereka bisa mengajak orang lain untuk ikut berpartisipasi. Tujuan dari hal ini adalah untuk memberi efek jera yang lebih parah kepada para public figure tersebut.
Hingga kini, banyak fenomena cancel culture yang berhasil memerangi hal-hal negatif, seperti seksisme dan rasisme, karena fenomena ini menuntut adanya perubahan sosial. Selain itu, cancel culture juga memungkinkan seseorang untuk berpikir lebih jauh mengenai dampak dari setiap hal yang akan dilakukannya.