Pada saat Tahun Baru Imlek, tentu ada banyak tradisi yang dilakukan umat Tionghoa. Salah satunya adalah mengikuti pantangan saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Tentunya bukan tanpa alasan, masyarakat Tionghoa percaya bahwa menghindari pantangan tersebut akan mempengaruhi keberuntungannya di tahun yang mendatang.
Beberapa hal di antaranya adalah hal tabu yang dilakukan pada saat malam Tahun baru dan beberapa lainnya merupakan pantangan selama Imlek dirayakan (selama 15 hari) yang lansir dari chinahighligts.com, Sabtu (25/1/2025)
Bubur tidak boleh dimakan, karena dianggap hanya orang miskin yang makan bubur untuk sarapan dan orang-orang tidak ingin memulai tahun baru dengan “kemiskinan” karena itu pertanda buruk. Daging juga adalah salah satu yang tidak boleh dimakan karena dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada para dewa Buddha yang diyakini menentang pembunuhan hewan.
Masyarakat Tionghoa tidak ingin mendengar kata yang bermakna negatif selama Tahun baru Imlek. Hindari angka ‘empat’ (si) karena terdengar sama seperti kata untuk kematian, bangkrut, dll yang maknanya dianggap tidak menguntungkan.
Hindari keramas dan memotong rambut pada Tahun Baru Imlek karena dipercaya membawa kesialan. Namun, maraknya memotong dan mengubah rambut sebelum Tahun Baru Imlek dianggap ‘kekayaan baru’ di tahun mendatang.
Pada hari pertama dan kedua Tahun baru Imlek diyakini sebagai perayaan hari kelahiran dewa air, mencuci pakaian dianggap sama dengan tidak menghormati dewa air.
Pada hari pertama hingga hari kelima di Tahun Baru Imlek tidak boleh melakukan pekerjaan menjahit karena diyakini akan menjadi ‘tahun yang sulit’ jika banyak menjahit.
Dipercayai bahwa menyapu pada malam Tahun Baru Imlek dikaitkan dengan menyapu kekayaan. Membuang sampah melambangkan membuang keberuntungan dari rumah.