Generasi Beta juga akan berkembang di dunia yang sangat erat kaitannya dengan AI dan teknologi. Kenyataan ini akan membentuk karakteristik Generasi Beta dalam beberapa hal. Berikut di antaranya:
Otomatisasi AI dapat mengganggu jalur karier tradisional, sehingga menghasilkan pekerjaan yang fleksibel dan berbasis proyek.
Hal ini dapat menimbulkan budaya kerja yang ‘selalu aktif’, menuntut adaptasi, dan berpotensi mempengaruhi keseimbangan kehidupan kerja.
Dengan terpapar pada konten yang dihasilkan AI, Gen Beta akan berpikir kreatif, menggunakan alat AI untuk mendesain, bercerita, dan memecahkan masalah.
Mereka lebih memanfaatkan alat pendidikan yang dipersonalisasikan yang beradaptasi dengan gaya belajar individu atau tutor bertenaga AI yang menciptakan pengalaman menarik.
80% Generasi Beta terlibat dalam pembelajaran online, sementara AI akan mempersonalisasi pendidikan.
Misalnya, melalui simulasi interaktif, tutor bertenaga AI yang menyesuaikan kesulitan, dan akses instan ke informasi di luar buku teks.
Penggunaan ponsel cerdas secara intensif akan membentuk pola komunikasi dan konsumsi informasi Beta. Meskipun aplikasi yang didukung AI dapat menawarkan kenyamanan dan pengetahuan, kekhawatiran seputar perbandingan media sosial dan informasi yang berlebihan mungkin sering terjadi.
Menyaksikan dampak teknologi terhadap masyarakat mungkin membuat Generasi Beta mengharapkan perilaku perusahaan yang bertanggung jawab.
Mereka mungkin memilih perusahaan yang berdedikasi pada keberlanjutan, praktik data etis, dan dampak sosial yang positif.
(Kemas Irawan Nurrachman)