“Hanya untuk mengingatkan: Hei Mas, Anda itu anaknya orang hebat. Sekarang berusahalah untuk kemudian memantaskan diri menjadi orang yang lumayan. Tidak usah seperti bapaknya, setidaknya lumayan,” ujar Gus Kautsar.
Hal senada disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Putri Tebuireng KH Fahmi Amrullah Hadzik. Ia mengatakan bahwa gelar 'Gus' tidak sembarangan boleh dipakai seseorang.
Menurut Gus Fahmi, menyandang gelar 'gus', lora, ajengan, dan lain sebagainya merupakan penanda bahwa dia putra ulama/kiai, tentu tidak sembarangan. Harus diiringi sifat, akhlak, dan adab yang baik.
"Sekarang banyak yang latar belakangnya tidak jelas, tapi punya kemampuan sedikit sudah dipanggil 'Gus'. Repotnya lagi, banyak yang memanipulasi gelar 'Gus' untuk keburukan. Tentu ini berbahaya bagi 'Gus-Gus' yang baik dan memang putra kiai,” tutup cucu Hadratussekh Hasyim Asy'ari ini.
(Kemas Irawan Nurrachman)