Aksi oknum ormas yang melakukan razia rumah makan nasi padang di Cirebon, Jawa Barat belakangan menjadi sorotan.
Usut punya usut, mereka melakukan aksi tersebut diduga karena protes dan tidak terima jika pemilik bisnis rumah makan nasi pasang tersebut bukan orang Padang asli.
Menurut informasi yang beredar, oknum yang mengatasnamakan Ormas Perhimpunan Rumah Makan Padang Cirebon itu juga protes, karena rumah makan tersebut melakukan promosi dengan harga yang sangat murah.
Misalnya, dengan memberikan harga Rp10 ribu untuk semua jenis lauk yang dijual. Seperti diketahui, strategi ini cukup banyak dipakai oleh sejumlah pemilik bisnis rumah makan nasi padang di sejumlah daerah.
Salah satu chef senior di Indonesia, Chef Stefu Santoso menilai, melakukan promosi harga murah merupakan hal yang lumrah dalam bisnis kuliner. Tidak terkecuali dalam bisnis rumah makan nasi padang.
Ketua Association Chef Professional (ACP) ini juga menyebut, membanderol harga Rp10 ribu untuk sepiring atau sebungkus nasi padang merupakan salah satu bentuk dari strategi dagang.
"Menurut saya itu merupakan strategi dagang saja sih,' ujar Chef Stefu Santoso, kepada Okezone, Selasa (29/10/2024).
Menurutnya, strategi dagang yang dilakukan oleh pemilik bisnis rumah makan nasi padang itu bisa saja bertujuan, agar mereka tidak rugi atau juga untuk menarik minat pembeli, mengingat saat ini inflasi sedang tinggi-tingginya.
"Karena kalau menjual murah tapi rugi akan membuat mereka rugi. Tapi bisa juga untuk menarik minat pembeli karena sekarang inflasi sedang tinggi," tutur Chef Stefu Santoso.
Meski begitu, bak pepatah, 'Ada uang, ada barang', harga Rp10 ribu tersebut tentunya tidak bisa disamakan dengan nasi padang yang memiliki cita rasa nan otentik.
Sebaliknya, ada juga nasi padang yang harganya mahal namun menawarkan pengalaman menyantap sajian masakan khas Minang yang otentik.
"Tapi kadang perlu dicermati juga bahwa harga 10 ribu itu apa yang didapat. Tanpa melihat harga saja," lanjutnya.
Sebelumnya, Chef Stefu Santoso juga menyayangkan aksi yang dilakukan oknum ormas tersebut.
Pasalnya, ia menilai, siapapun berhak membuat bisnis kuliner dengan label apapun, misalnya rumah makan nasi padang. Chef Stefu menyebut, bisnis kuliner sebenarnya tak perlu menyinggung soal ras, suku, atau agama.