JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Asosiai Sel Punca Indonesia (ASPI) berkolaborasi dalam mengembangkan pengobatan regeneratif di Indonesia. Ini dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan sejumlah penyakit.
Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN NLP Indi Dharmayanti mengungkapkan pengembangan riset sel punca di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Termasuk penelitian yang sering dilakukan secara individu dan belum terkoordinasi dengan baik.
Menurut Indi, BRIN memiliki peran penting dalam menyediakan platform bagi para peneliti untuk melakukan riset dan kolaborasi, terutama dalam pengembangan produk berbasis sel punca di sektor medis, khususnya untuk pengobatan regeneratif.
"Untuk memaksimalkan potensi riset ini, diperlukan kerja sama yang lebih erat antara berbagai pihak agar penelitian sel punca dapat terintegrasi, efektif, dan berkelanjutan. Seminar ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mempercepat pengembangan aplikasi klinis, mendorong riset dan inovasi, serta menginformasikan teknologi terkini sel punca di Indonesia. Hal ini mengingat potensi besar sel punca sebagai solusi medis," kata Indi di Gedung BRIN, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024).
BRIN dan ASPI juga menggelar seminar yang menjadi wadah bagi para akademisi, industri, peneliti, dan pemerintah untuk berkolaborasi dan memperkuat riset sel punca di tanah air dengan target peserta 100-150 orang. Selain itu, seminar ini juga diharapkan dapat melahirkan ide-ide inovatif yang mampu mempercepat kemajuan penelitian sel punca di Indonesia.
"Ini sebenarnya suatu rangkaian dari kolaborasi ASPI dengan BRIN, terutama di sektor kesehatan dengan riset terapi masa depan dengan sel puncak. Ini merupakan riset yang sudah kita lakukan sejak tiga tahun lalu. Kemudian, ini tentunya akan terus meningkat," ujar Indi.
"Ini merupakan suatu ajang berbagi informasi, dan juga membina networking, kolaborasi, dan sebagainya," lanjutnya.
Ketua Umum ASPI berharap kolaborasi dengan sejumlah pihak ini dapat membuat pengobatan dengan sel punca makin berkembang di Indonesia. Ini juga menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak tertinggal dalam bidang kesehatan.
"Jadi Asosiasi Sel Punca Indonesia ini menggagas tema "Regenerative Medicine Breakthrough: Pioneering the Path to The Future of Cell and Cell-derived Therapy", karena pembicaraan di internasional saat ini, kita itu masuk pada medicine 4.0 sebenarnya. Apa karakter dari 4.0? Itu adalah pengobatan dengan AI, dengan deep data dan sebagainya," ucap dr Salim.