PENELITIAN baru-baru ini mengungkapkan keterkaitan di balik kebiasaan mengonsumsi kopi setiap hari dengan penurunan berat badan. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa Kafestol yang terkandung dalam kopi memiliki sensitivitas insulin dan pengaruh kesehatan metabolisme lainnya.
Temuan awal penelitian tersebut lantas menunjukkan bahwa cafestol memiliki kemungkinkan terhadap pencegahan diabetes tipe 2. Kafestol sendiri merupakan senyawa diterpen alami yang terdapat pada kopi. Khususnya, kopi yang diseduh melalui metode tanpa filter, seperti kopi rebus, Turki, French press, dan kopi espresso.
Kandungan Kafestol inilah yang memberikan rasa dan aroma pada kopi. Namun, lebih dari itu, kandungan tersebut ternyata memilik manfaat kesehatan tertentu. Dari hasil studi terbaru tersebut, para peneliti berpendapat bahwa mengonsumsi kopi dengan kandungan Kafestol selama 12 minggu dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan penanda metabolisme lainnya.
Kandungan Kafestol dalam kopi disebut-sebut bisa mengurangi berat badan, lemak visceral, dan enzim hati yang disebut gamma-glutamyl transferase masing-masing sebesar dua persen, lima persen, dan 15 persen. Secara khusus, dalam uji coba studi tersebut, peserta yang mengonsumsi kafestol sukses memangkas berat badan sekitar 880 gram (g).
Mereka yang mengonsumsi Kafestol mengalami penurunan volume lemak visceral rata-rata sebesar 400 mililiter. Kafestol juga tampaknya mengubah cara lemak diproses di dalam tubuh. Kelompok kafestol menunjukkan kadar asam lemak bebas awal yang lebih tinggi setelah intervensi, yang berpotensi menunjukkan peningkatan resistensi insulin pada jaringan lemak yang tidak diinginkan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kafestol mungkin meningkatkan kolesterol, khususnya kolesterol low-density lipoprotein (LDL). Namun, dalam penelitian ini, kafestol tidak mengubah LDL, kolesterol total, atau tekanan darah, sehingga menunjukkan bahwa kafestol tidak menimbulkan risiko jantung pada dosis ini.
Para peneliti mengusulkan bahwa meskipun penelitian tersebut menunjukkan hasil yang beragam, penelitian ini mungkin masih bisa membantu menjelaskan hubungan yang diamati antara konsumsi kopi dan penurunan risiko diabetes tipe 2.
Bagaimana Kafestol berpengaruh dalam penurunan berat badan dan kesehatan metabolisme?
Thomas M. Holland, MD, MS, seorang dokter-ilmuwan dan asisten profesor di RUSH Institute for Healthy Aging, RUSH University, College of Health Sciences menjelaskan bahwa Kafestol dapat bekerja dengan meningkatkan metabolisme lemak, yang menyebabkan penurunan berat badan dan pengurangan lemak visceral.
“Efeknya terhadap enzim hati seperti gamma-glutamil transferase dapat mengindikasikan peningkatan kesehatan hati, yang sangat penting untuk fungsi metabolisme secara keseluruhan,” kata Holland, melansir dari laman Medical News Today.
Namun, dia berpendapat bahwa dosis rendah atau periode asupan kafestol yang lebih pendek mungkin tidak berdampak signifikan terhadap sensitivitas insulin, karena kurangnya keterlibatan jalur insulin. Alyssa Simpson, RDN, CGN, CLT, ahli diet terdaftar dan pemilik Resolusi Nutrisi di Phoenix, AZ, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyoroti bahwa temuan penelitian ini juga masih dinilai beragam.
Dia mengatakan, meskipun Kafestol tampaknya membantu penurunan berat badan dan mengurangi lemak visceral, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran karena masih memiliki potensi meningkatkan resistensi insulin, yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
(Leonardus Selwyn)