SELAMA Lebih dari satu dekade, vaksin flu tahunan telah memberikan perlindungan terhadap empat jenis virus influenza. Namun, untuk musim flu 2024-2025 vaksin di Amerika Serikat mengalami perubahan signifikan.
Vaksin ini kini hanya melindungi dari tiga subtipe influenza, dua dari influenza A (H1N1 dan H3N2) dan satu dari influenza B (garis keturunan Victoria). Virus keempat yaitu Yamagata telah dihapus dari vaksin. Untuk pertama kalinya sejak 2012 vaksin ini bersifat trivalen, berbeda dengan format quadrivalen yang telah menjadi standar selama ini.
Mengapa Perubahan Ini Terjadi?
Melansir dari livescience, Jumat (4/10/2024), keputusan untuk menghapus garis keturunan Yamagata dari vaksin flu didasarkan pada temuan bahwa subtipe tersebut kini dianggap punah. Pada Maret 2024, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengumumkan bahwa vaksin tahun ini tidak akan mencakup Yamagata karena virus tersebut telah jarang menyebabkan penyakit dalam beberapa tahun terakhir.
Data ini diperoleh melalui konsorsium ilmuwan global yang secara rutin mengisolasi virus flu dari pasien sakit dan menganalisis materi genetiknya. FDA mengambil keputusan ini berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasihat Produk Biologi Terkait Vaksin, yang diikuti oleh rekomendasi serupa dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meskipun demikian, transisi produsen global ke formula baru mungkin memerlukan waktu. Vaksin flu dirancang untuk melindungi orang dari subtipe influenza yang paling umum setiap musim.
Ilmuwan memprediksi strain mana yang paling mungkin beredar dengan memantau infeksi di belahan bumi yang berbeda, mengingat musim flu di belahan bumi Utara dan Selatan berlangsung bergantian. Suntikan flu bekerja dengan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang siap menyerang strain yang dipilih jika orang yang divaksinasi terpapar.
Para ilmuwan mulai mencatat tanda-tanda bahwa garis keturunan Yamagata mungkin punah pada 2021, saat mereka menyadari tidak ada kasus infeksi yang terdeteksi. Salah satu penjelasan yang diajukan adalah bahwa tindakan kesehatan masyarakat selama pandemi Covid-19, seperti penggunaan masker dan menjaga jarak sosial, berdampak pada penurunan infeksi pernapasan lainnya, termasuk flu.
Asisten Profesor Mikrobiologi dan Genetika Molekuler di Universitas Pittsburgh, Kevin McCarthy menyatakan bahwa Yamagata lebih rentan terhadap kepunahan dibandingkan subtipe lain. Dia juga menekankan bahwa virus ini memiliki kemampuan infeksi yang lebih rendah dibandingkan garis keturunan Victoria.
Dengan dihilangkannya garis keturunan Yamagata, produsen vaksin mungkin dapat meningkatkan produksi dosis vaksin flu. Tanpa perlu membudidayakan Yamagata di laboratorium, risiko yang terkait dengan langkah produksi ini dapat berkurang.
Meskipun ada perubahan ini, efektivitas vaksin dalam melindungi terhadap H1N1 dan garis keturunan Victoria tidak akan terpengaruh, karena vaksin dirancang untuk melindungi dari strain virus yang terkandung di dalamnya.
Pejabat kesehatan masyarakat akan terus memantau keberadaan garis keturunan Yamagata, meskipun saat ini ada indikasi bahwa virus tersebut telah punah. Jika Yamagata kembali muncul, para ilmuwan dapat mengembangkan vaksin quadrivalen sekali lagi.
(Leonardus Selwyn)