Tetap sehat dan bugar diperlukan pola makan seimbang setiap hari. Tubuh membutuhkan asupan yang cukup dari protein, serat, vitamin, lemak, serta karbohidrat. Kekurangan salah satu nutrisi ini dapat memicu berbagai risiko kesehatan.
Banyak orang yang sedang menjalani program penurunan berat badan cenderung menghindari karbohidrat, namun menghentikan asupan karbohidrat sepenuhnya hampir tidak mungkin.
Karbohidrat sehat justru berperan penting dalam mendukung kesehatan pencernaan. Akan tetapi, kebiasaan mengonsumsi karbohidrat tertentu membuat kita sulit melepaskannya.
Melansir dari Times Entertainment pada Rabu (2/10/2024), para peneliti menjelaskan bahwa karbohidrat dapat memicu pelepasan asam amino bernama triptofan yang masuk ke otak.
“Ketika kadar triptofan meningkat, otak memproduksi lebih banyak serotonin, hormon yang membuat kita merasa tenang dan bahagia,” ujar para ahli.
Serotonin ini mudah dihasilkan ketika kita mengonsumsi karbohidrat, sehingga membuat kita cenderung menginginkannya lebih sering.
Pengaruh Karbohidrat Tak Sehat pada Otak
Dalam kondisi stres, tubuh mencari kenyamanan. Makanan yang tinggi karbohidrat sederhana seperti kue, cokelat, dan makanan cepat saji dapat meningkatkan kadar triptofan dalam otak dan merangsang produksi serotonin.
Inilah alasan mengapa kita merasa lebih baik setelah mengonsumsi makanan tersebut. Sayangnya, efek serotonin ini tidak bertahan lama, dan tubuh kemudian mulai menginginkan lebih banyak karbohidrat untuk menjaga kadar hormon tersebut tetap tinggi.