TIDAK banyak yang tahu, bawah ada salah satu merek perhiasan unik di Indonesia yang merupakan buatan tangan pengrajin lokal di Bali dan dibuat dengan cara dianyam. Produk ini bahkan lahir sejak tahun 1975 dari komunitas artisan.
Yakni John Hardy. Nama merek perhiasan satu ini sudah cukup mendunia. Bahkan, telah banyak dipakai oleh sejumlah artis hingga penyanyi ternama dunia. Sebut saja Beyonce, Julianne Moore, Dua Lipa, Tyla, hingga Rihanna!
Label perhiasan ini sendiri dibuat oleh pria asal Kanada bernama John Hardy. Namun, ia hingga saat ini telah sukses memberdayakan hingga 600 pengraji lokal yang berada di lokasi workshop mereka di kawasan Desa Mambal, Badung.
PR John Hardy, Sri Utami menjelaskan, daya tarik dari perhiasan John Hardy sendiri tak hanya terletak dari proses pembuatannya yang handmade, namun juga penggunaan material berupa perak reklamasi. Pihaknya mengklaim seluruh perak yang digunakan yakni seratus persen hasil daur ulang, meski tersedia pula perhiasan berbahan emas dan rodium sebagai alternatif.
“Selain bisa berkunjung ke official store kamu, pelanggan bahkan juga bisa melihat proses pembuatan produk kami secara langsung di tempat workshop kami yang ada di Desa Mambal Bali,” ujar Sri Utami, saat diwawancara di Hotel The Langham.
“Jadi mereka bisa melihat bagaimana satu produk kami itu dibuat dengan teliti, dan bagaimana para pengrajin menganyam bahan perak secara langsung menjadi sebuah produk perhiasan,” sambungnya.
Musim gugur ini, John Hardy menghadirkan tambahan baru pada koleksi inti jenamanya. Diantaranya Spear, Naga, dan Love Knot. Koleksi tersebut sendiri menggunakan bahan perak sterling, emas 14k, dan logam campuran.
Koleksi Musim Gugur 2024 ini dirancang untuk memperkaya dan meningkatkan gaya dengan detail Dark Silver yang baru, batu safir biru, dan safir hitam untuk detailnya.
Tetap setia pada warisan Bali yang merupakan ciri khas John Hardy, koleksi Musim Gugur 2024 adalah langkah berikutnya dalam evolusi merek di bawah arahan Creative Chairman Reed Krakoff.
Tentunya, dengan menggabungkan tradisi dengan desain modern, mewah, dan elegan. Di bawah kepemimpinan kreatifnya di John Hardy, merek ini telah direvitalisasi dengan arah desain baru dan pendekatan modern yang terinspirasi dari pesona Bali, sambil tetap menjaga keaslian DNA merek tersebut.
“Untuk musim gugur 2024, kami telah mengembangkan banyak koleksi kami dan memperkenalkan berbagai desain berlian dan emas yang menjadi favorit saya sejauh ini,” ujar Reed Krakoff, saat jumpa pers.
Bersiap merayakan ulang tahun ke-50 pada tahun 2025, Krakoff telah mempersiapkan John Hardy dengan beberapa koleksi baru termasuk Spear, Surf, Pebble, Colorblock, dan Koleksi Pria John Hardy, serta memperbarui koleksi klasik John Hardy seperti Naga dan Love Knot.
Krakoff telah memperkenalkan rangkaian desain perhiasan berlian, emas, dan perak yang menjadi gaya terlaris jenama ini. Setiap kategori ikonik dikembangkan dan diimajinasikan ulang untuk musim ini. Koleksi Spear berkembang ke emas rose dan logam gelap, dan sekarang tersedia juga untuk pria.
Koleksi Love Knot, yang dirancang sebagai dua rantai terpisah yang diikat menjadi satu simpul sebagai simbol komitmen, ketahanan, dan cinta, kini tersedia dalam dua warna dan juga berkembang ke koleksi pria.
Koleksi Naga yang terkenal karena simbolismenya terhadap cinta, kemakmuran, dan perlindungan diubah menjadi bentuk yang paling sederhana dan diperluas dengan lebih banyak gaya untuk pria.
“Kalau koleksi Naga sendiri kita memang terinspirasi dari kisah rakyat di Bali, tentang keberadaan Naga yang menjadi lambang kemakmuran dan perlindungan bagi warga di Bali,” tutup Sri Utami.
(Martin Bagya Kertiyasa)