Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Konsumsi Minyak Biji-bijian Dapat Meracuni Tubuh? Ini Faktanya

Kesya Fatharani Shafa , Jurnalis-Kamis, 19 September 2024 |22:00 WIB
Konsumsi Minyak Biji-bijian Dapat Meracuni Tubuh? Ini Faktanya
Minyak biji-bijian bisa meracuni tubuh? (Foto: Freepik.com)
A
A
A

PERDEBATAN sengit di media sosial tentang kesehatan, minyak biji-bijian sering menjadi sasaran kritik. Banyak klaim yang beredar di TikTok, YouTube, dan podcast menganggap bahwa minyak ini berbahaya dan dapat meracuni tubuh.

Merangkum dari SCMP, Kamis (19/9/2024) seorang profesor kedokteran di Stanford University sekaligus ilmuwan nutrisi di Stanford Prevention Research Centre, dr. Christopher Gardner, mengatakan bahwa pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar.

“Sudah sangat aneh bahwa internet begitu liar dalam mendemonisasi hal-hal ini, mereka tidak perlu ditakuti,” kata Gardner.

Salah satu alasan omega-6, yang terdapat dalam minyak biji-bijian, sering dianggap buruk adalah karena dianggap kurang efektif dalam mengurangi risiko penyakit jantung dibandingkan omega-3, jenis lemak tak jenuh ganda lainnya.

Omega-6 memang bisa bersifat pro-inflamasi, tetapi Gardner menjelaskan bahwa tingkat peradangan yang dikaitkan dengannya belum terbukti berbahaya. 

“Meskipun omega-6 bersifat pro-inflamasi, tingkat peradangan yang dikaitkan dengannya belum terbukti berbahaya,” kata Gardner.

Diet Barat umumnya mengandung lebih banyak omega-6 dibandingkan omega-3, namun Gardner menekankan bahwa konsumsi omega-6 sebenarnya tidak masalah.

Minyak biji-bijian

“Hanya saja omega-3 lebih baik,” ujarnya.

Lemak tak jenuh ganda seperti omega-6 membantu tubuh mengurangi kolesterol jahat dan menurunkan risiko penyakit jantung serta stroke. American Heart Association juga mendukung konsumsi omega-6 sebagai bagian dari diet sehat. Kritik lain juga menyebut cara produksi minyak biji-bijian yang melibatkan proses pengolahan, berbeda dengan cara sederhana menekan biji untuk minyak zaitun.

Namun, Gardner mengatakan bahwa masalah sebenarnya adalah konsumsi berlebihan makanan ultra-olahan, yang mungkin mengandung bahan berbahaya seperti sirup jagung fruktosa tinggi, gula tambahan, dan sodium.

“Minyak biji-bijian bukanlah masalah utama dalam makanan ultra-olahan,” kata Gardner.

“Sulit menyalahkan minyak biji-bijian ketika makanan ini mengandung begitu banyak hal lain,” tuturnya.

Saat memilih minyak untuk memasak, Gardner mengakui bahwa minyak zaitun adalah pilihan yang baik, terutama karena keterkaitannya dengan diet Mediterania yang sehat. Namun, dia juga menyarankan penggunaan minyak biji-bijian, seperti minyak wijen panggang, dalam berbagai hidangan untuk menambah rasa.

“Anda bisa menggunakan minyak nabati, mentega, atau lemak babi. Data secara konsisten menunjukkan bahwa mentega dan lemak babi buruk untuk jantung kita. Dan studi menunjukkan bahwa mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh menurunkan risiko penyakit jantung,” katanya.

“Dan jika itu berarti kamu akan menikmati tumis sayuran dan salad dan makan lebih banyak karena rasanya? Fantastis. Minyak biji-bijian tidak membunuhmu. Mereka justru membantu kamu menikmati lebih banyak makanan sehat," ujarnya.

Dengan demikian, penting untuk tidak terjebak dalam mitos dan kekhawatiran yang tidak berdasar. Memilih minyak yang tepat untuk kebutuhan kuliner dan mengonsumsinya dengan bijak bisa menjadi bagian dari pola makan sehat yang bermanfaat bagi kesehatan.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement