Perubahan Demografi Pasien Sindrom Leher Teknologi
Direktur Medis DR+ Medical & Paincare East Coast di Katong, dr. Kwong Seh Meng mengungkapkan bahwa sejak penguncian Covid-19 pada 2020, terjadi pergeseran demografi pasien dengan keluhan tech neck. Jika sebelumnya mayoritas pasien berada di usia 40-an, kini semakin banyak pasien berusia 20-an hingga 30-an yang mengalami gejala serupa, terutama akibat postur tubuh yang buruk.
Ahli bedah ortopedi di Parkway East Hospital, dr. Razmi Rahmat, juga mencatat tren serupa.
"Ketika saya mulai berpraktik sebagai ahli bedah tulang belakang pada 2002, sebagian besar pasien dengan keluhan sakit leher berusia 50-an. Sekarang, pasien saya semakin muda, termasuk remaja dan mereka yang baru memulai karier dan sangat bergantung pada laptop serta ponsel cerdas," katanya.
Konsultan medis di Novena Pain Management Center, dr. Thor Timothy A Chutape menambahkan bahwa generasi muda lebih rentan terhadap sindrom tech neck karena tingginya penggunaan perangkat seluler untuk media sosial dan game digital yang adiktif.
(Leonardus Selwyn)