Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahasiswi Program Dokter Spesialis Undip Bunuh Diri, Nekat Suntikan Obat ke Tubuh

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Kamis, 15 Agustus 2024 |12:25 WIB
Mahasiswi Program Dokter Spesialis Undip Bunuh Diri, Nekat Suntikan Obat ke Tubuh
Perundungan dokter spesialis.. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

MEDIA sosial sedang digegerkan dengan tewasnya seorang dokter muda di RSUD Kardinah Tegal, Jawa Tengah. Dokter muda tersebut diduga bunuh diri karena tak kuat menahan perundungan saat menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Kabar tersebut dibagikan oleh akun X (Twitter) @bambangsuling11 yang menyebutkan bahwa dokter yang diketahui bernama Aulia Risma Lestari itu bunuh diri dengan menyuntikkan obat ke tubuh. Akun tersebut juga mengungkapkan bahwa pihak Undip menutupi kasus kematian tersebut.

"Diduga tak kuat menahan bully selama ikut PPDS Anestesi Undip Semarang. Mohon bantuan RTnya karena ada indikasi kasus ini ditutupi dngan menyebut korban sakit saraf kejepit," tulis cuitan akun tersebut.

Pihak PPDS Anestesi Undip menyebutkan bahwa korban sering menyuntikkan obat itu ke tubuhnya karena sakit saraf kejepit. Namun saat dilakukan pemeriksaan, ditemukan buku harian korban yang menyebut korban tak kuat menahan perundungan yang dialaminya.

Dokter spesialis

Tak kuat mengalami perundungan setiap harinya, korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Korban tewas di kamar kos di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, pada Senin 12 Agustus 2024.

Dari hasil pemeriksaan, korban menyuntik dirinya sendiri sehari sebelumnya menggunakan obat bius yang hanya bisa diakses oleh dokter anestesi. Hal tersebut juga telah dibenarkan oleh pihak kepolisian setempat yang melakukan pemeriksaan terhadap jenazah dokter muda tersebut.

"Kapolsek Gajahmungkur Kota Semarang Kompol Agus Hartono membantah itu bundir. Tapi benarkan korban suntikkan obat anestesi dosis berat ke lengan. Obat itu harusnya disuntikkan lewat infus. Korban suntikan obat itu agar bisa tidur. Kapolsek benarkan isi buku harian korban," tulis akun @bambangsuling11.

Melihat kasus tersebut, netizen memberikan beragam komentar yang merasa beban PPDS sangat besar. Warganet juga berharap kasus perundungan bisa dihilangkan agar tidak muncul korban berikutnya.

"Temanku yang lagi belajar untuk ambil spesialis di RS Sanglah Bali juga kena bully terus. Di suru datang tengah malam cuma untuk rapikan tempat istirahat dokter senior. Pernah malah temannya dia sial, disuru bayarin semua pesanan pada saat dugem," tulis @gun***.

"Harus berapa korban lagi yang wafat gara-gara tradisi bullying yang terus dibela dengan alasan menguatkan mental ini?" tulis @rob***.

"Semoga yang bully ini pas jadi dokter selalu nemuin pasien dan keluarga pasien yang rewel dan suka ngeyel kalo dikasih tau," tulis @thr***.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement