Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

2 Juru Masak Ini di Tangkap Usai Sajikan Makanan dengan Kandungan Obat Diare

Azallea Nasafka Suryantara , Jurnalis-Senin, 12 Agustus 2024 |20:00 WIB
2 Juru Masak Ini di Tangkap Usai Sajikan Makanan dengan Kandungan Obat Diare
Juru masak ini nekat campurkan obat diare ke dalam sup. (Foto: Odditycentral)
A
A
A

DUA juru masak di Jiangsu, China, dijatuhi hukuman penjara setelah terbukti menambahkan obat anti diare dalam ribuan porsi makanan yang disajikan di restoran. Tindakan ini dia lakukan untuk menyembunyikan bahan makanan yang sudah kedaluwarsa.

Pada 30 Juli, Biro Manajemen Pasar Distrik Chongzhou, Kota Nantong mengumumkan bahwa kedua juru masak ini dijatuhi hukuman penjara serta didenda 160 ribu yuan atau sekitar Rp355 juta. Karena menyajikan 'Makanan beracun dan berbahaya' yang dicampurkan dengan gentamisin sulfa dan antibiotik yang digunakan untuk obat diare.

Melansir dari Oddity Central pada Senin (12/8/2024), kedua pelaku dilaporkan telah menggunakan bahan-bahan kedaluwarsa dalam hidangannya dan mencampurkan dengan gentamisin sulfat dan antibiotik anti diare guna mencegah pelanggan mengalami sakit perut.

Sup dengan obat diare

Menurut penyelidikan, juru masak tersebut telah menjual 1.612 porsi makanan yang telah dicampurkan gentamisin sulfat- laced. Kasus ini terungkap setelah seorang karyawan di Guanyinshan Garden Hotel melaporkan praktik tersebut kepada yang berwenang.

Terdapat hidangan seperti maw ikan rebus, saus ayam, tendon rebus dan saus ayam campur dengan gentamisin sulfat yang disuntikam per meja untuk memastikan memiliki efek yang diharapkan.

Ketika polisi menggerebek restoran tersebut, mereka menemukan 101 kotak gentamisin sulfat di dapur yang dibeli oleh seorang pekerja hotel bermarga Zhang tanpa menggunakan resep.

Akibat perbuatan dari koki yang dikenal sebagai Sha dan Fu dijatuhi hukuman dua tahun dan satu setengah tahun penjara kemungkinan enakm bulan penjara beserta denda Rp355 juta.

Insiden ini mendapat perhatian luas karena dinilai sebagai tindakan yang sangat berbahaya dan tidak etis demi keuntungan moneter masing-masing.

"Ini menggunakan satu metode kriminal untuk menutupi kejahatan makanan lainnya. Ini sangat bodoh dan sangat serakah," tulis surat kabar China The Paper.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement