“Meskipun masih penelitian dan masih dalam tahap pengembangan, harapannya nanti obat ini akan dapat dioptimasi lebih lanjut dan digunakan oleh masyarakat Indonesia, sebab obat ini akan bisa menjadi alternatif obat yang baik dan minim efek komplikasi,” ujarnya.
Dengan penelitian ini diharapkan, bisa memudahkan penanganan pada penderita alzheimer di Indonesia, dan sebagai bentuk nyata kontribusi mahasiswa Universitas Brawijaya untuk penanggulangan darurat alzheimer di Indonesia saat ini.
Sebagai informasi, Alzheimer’s disease (AD) merupakan salah satu tipe demensia yang paling banyak diderita oleh masyarakat dunia, dimana para penderita penyakit ini akan mengalami penurunan fungsi kognitif serta perilaku secara progresif.
Berdasarkan laporan WHO, diketahui bahwa terdapat 55 juta penderita AD dimana lebih dari 120 ribu diantaranya meninggal dunia dan diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 10 juta kasus baru per tahunnya.
Sedangkan di Indonesia, pada tahun 2020 diketahui terdapat lebih dari 1,3 juta penderita AD dan diprediksi akan meningkat hingga 3,8 juta penderita pada 2048.
(Leonardus Selwyn)