Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

7 Fakta Menarik Mali, Negeri Kelahiran Raja Muslim Terkaya Sepanjang Masa

Rizka Diputra , Jurnalis-Senin, 22 Juli 2024 |13:43 WIB
7 Fakta Menarik Mali, Negeri Kelahiran Raja Muslim Terkaya Sepanjang Masa
Fakta menarik Mali, negeri kelahiran raja muslim terkaya sepanjang masa (Foto: Instagram/@sheikh.fc)
A
A
A

7 FAKTA menarik Mali, negeri kelahiran raja muslim terkaya sepanjang masa menarik untuk diulas. Mali secara geografis terletak di antara Aljazair, Niger, Burkina Faso, Pantai Gading, Guinea, Senegal dan Mauritania. 

Ia adalah negara terbesar kedelapan di Afrika yang terkenal sebagai produsen lumpur terbesar di dunia. Dengan populasi lebih dari 19 juta orang, Mali terkenal dengan musik tradisionalnya, tekstil yang dinamis, dan tradisi bercerita lisan yang kaya. 

Negara ini juga menawarkan gambaran sekilas tentang budayanya yang beragam dan penuh warna. Berikut tujuh fakta menarik Mali yang mungkin akan mengejutkan Anda.

7 fakta menarik Mali, negeri kelahiran raja muslim terkaya sepanjang masa

1. Dihuni manusia sejak tahun 10.000 SM
Berkat penemuan seni cadas baru-baru ini di Gurun Sahara Mali, kita mengetahui bahwa tanah di sini telah dihuni sejak sekitar 10.000 SM. Saat itu Gurun Sahara sangat subur dan kaya akan satwa liar.

2. Tempat kelahiran raja muslim terkaya
Mansa Musa dikenal sebagai raja muslim terkaya sepanjang masa. Ia adalah raja pertama Timbuktu dan memerintah Kekaisaran Mali antara tahun 1280 dan 1337. Menurut data resmi, Ia memiliki kekayaan sekitar USD400 miliar (setara Rp6.488 triliun) saat ini, atau sekitar dua kali lipat kekayaan Jeff Bezos dari Amazon, salah satu konglomerat dunia.

Kekayaan tersebut berasal dari simpanan garam dan emas yang melimpah di negara tersebut. Faktanya, simpanan emas di Mali pernah menyumbang separuh pasokan dunia. Anda dapat melihat jejak kekayaannya di salah satu dari ratusan masjid yang ia bangun di seluruh benua yang masih berdiri hingga saat ini.

Raja Mansa Musa

(Foto: Tim O'Brien)

3. Kekaisaran besar
Didirikan oleh Raja Sundiata Keita (dikenal sebagai Raja Singa), Kekaisaran Mali tersebar di seluruh benua dari abad ke-13 hingga ke-17. Kerajaan ini menyatukan beberapa Kerajaan Malinke yang lebih kecil di dekat Sungai Niger Hulu dan dilindungi oleh tentara kekaisaran yang dihormati.

Kekaisaran Mali mencakup Kota Timbuktu, pusat agama dan pengetahuan Islam. Pada tahun 1325, di bawah pemerintahan Mansa Musa I, Mali telah menjadi pusat perdagangan di Afrika. 

Pada awal abad ke-14, Mansa Musa menghabiskan dan menyumbangkan seluruh emasnya untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah, yang membantu menyebarkan berita tentang kekayaan besar kekaisaran.

4. Rumah bagi piramida terkenal
Makam Askia yang terdaftar di UNESCO menampilkan struktur piramida setinggi 17 meter yang dramatis. Askia Mohamed, Kaisar Songhai, membangun kompleks ini pada tahun 1495. 

Kompleks ini juga mencakup dua masjid, tempat pertemuan terbuka, dan sebuah pemakaman. Raja membangun situs tersebut ketika Gao menjadi ibu kota kekaisaran setelah Askia Mohamed kembali dari Kota Makkah dan menjadikan Islam sebagai agama resmi.

 

5. Punya masjid berbahan lumpur
Masjid Agung Djenné ialah bangunan spektakuler berbahan lumpur. Tingginya mencapai hampir 20 meter dan platform setinggi 91 meter, menjadikannya bangunan bata lumpur terbesar di dunia. Ini juga merupakan contoh terbaik arsitektur Sudano-Sahel di dunia.

Awalnya dibangun pada tahun 1907, bangunan fenomenal ini sebenarnya dibangun kembali setiap tahun selama festival satu hari yang disebut Crépissage (Plesteran). Orang-orang berkumpul untuk merekonstruksi tembok dengan lumpur, yang merupakan suatu prestasi yang luar biasa mengingat aula tersebut dapat menampung hingga 3.000 orang di dalamnya. Atap dan dindingnya ditopang oleh 90 kolom berkisi, yang juga membantu menjaga bangunan tetap sejuk bahkan di tengah teriknya musim panas.

Masjid Lumpur di Mali

(Foto: Gavin Hellier)

6. Memiliki berbagai situs warisan dunia
Mali adalah rumah bagi empat situs warisan dunia luar biasa yang terdaftar di UNESCO. Kota Tua Djenné mencakup hampir 2.000 rumah tradisional yang dibangun di atas bukit (toguere) sebagai perlindungan dari banjir musiman. 

Berdiri pada tahun 250 SM, tempat ini menawarkan wawasan menarik mengenai perdagangan emas trans-Sahara.
Kota Timbuktu yang terdaftar di UNESCO juga tak kalah menariknya. Didirikan pada abad kelima, kota ini merupakan pos perdagangan utama dan pusat kebudayaan Islam, khususnya pada abad ke-15 dan ke-16.

Makanan tradisional Mali (Foto: Instagram/@mali_food_culture)

(Foto: Instagram/@mali_food_culture)

7. Kaya kuliner tradisional
Masakan Mali bervariasi dari satu daerah ke daerah lain karena kelompok budaya yang berbeda, namun kebanyakan hidangannya dapat ditemukan di seluruh negeri Afrika.

Mali dikenal memiliki berbagai kuliner tradisional khas. Makanan tradisional tersebut di antaranya nasi jollof, maafe (semur kacang), dan tô yakni hidangan mirip bubur yang terbuat dari millet atau jagung.

Selain itu adapula nasi bercampur biji-bijian yang disajikan dengan tomat, ikan atau daging dengan sayuran. Sedangkan kuliner kari sering kali dibuat dengan menggunakan daging domba.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement