Potret Prewedding Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar, Pakai Adat Jawa Bak Bangsawan
PERNIKAHAN Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar tinggal menghitung hari. Setelah menggelar acara lamaran, membagikan seragam bridesmaid dan akan segera menggelar pengajian dan siraman, pasangan ini juga baru saja membagikan potret prewedding mereka yang begitu romantis.
Mengambil lokasi di Solo dan Yogyakarta, Aaliyah dan Thariq mengenakan baju adat tradisional yang menjadi perpaduan dua budaya keluarga mereka, Jawa dan Minang.
Pasangan ini tampil mengenakan pakaian adat Jawa saat berfoto di Solo tepatnya di Pura Mangkunegaran. Sedangkan saat berada di Gumuk Pasir, Yogyakarta keduanya dibalut baju adat Minang.
Intip potret prewedding romantis bak bangsawan Aaliyah dan Thariq yang dihimpun dari Instagram @thariqhalilintar dan @aaliyah.massaid berikut ini:
Busana Adat Jawa
Aaliyah tampak anggun mengenakan kebaya hitam lengan panjang serta kain batik coklat. Rambutnya disanggul dengan hiasan tusuk konde kembang goyang keemasan. Aaliyah juga melengkapi penampilannya dengan selendang dari untaian bunga melati.
Sementara itu, Thariq begitu gagah dibalut beskap hitam dipadu bros keemasan dan bawahan kain batik coklat yang senada dengan calon istrinya. Thariq juga tampak mengenakan blangkon.
Berlatar Pura Mangkunegaran
Pasangan ini memilih Pura Mangkunegaran sebagai tempat prewedding untuk mendukung suasana yang kental dengan budaya Jawa.
Selalu bergandengan tangan
Beberapa potret mengekspos keduanya yang selalu bergandengan tangan saat melangkah bersama, bak menggambarkan kehidupan mereka nantinya ketika dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Tatapan penuh cinta
Thariq selalu saja menatap istrinya dengan begitu dalam, tatapan cinta yang begitu romantis. Begitu pula Aaliyah yang membalas tatapan itu dengan senyum manisnya.
Momen-momen candid romantis
Foto candid yang dibagikan menjadikan foto prewedding Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar terasa natural. Salah satunya saat pasangan calon pengantin ini berjalan menapaki teras Pura Mangkunegaran.
(Martin Bagya Kertiyasa)
