Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenapa Batik Parang Tak Boleh Sembarangan Dipakai di Keraton Solo dan Mangkunegaran?

Janila Pinta , Jurnalis-Sabtu, 13 Juli 2024 |07:46 WIB
Kenapa Batik Parang Tak Boleh Sembarangan Dipakai di Keraton Solo dan Mangkunegaran?
Batik Parang tak boleh sembarangan dipakai di Keraton Solo dan Mangkunegaran (Foto: Instagram/@batikputrabengawansolo)
A
A
A
"Yang boleh pakai motif parang kan hanya Kanjeng Gusti, yang lain kan rakyat biasa, ya, pakai batik pada umumnya," kata Kaesang pada awak media.

Desainer motif batik, Agnes Dwina Herdiasti menjelaskan, batik jenis ini memiliki aturan ketatnya sendiri. Bahkan besar dan kecilnya bidang motif parang menunjukkan status atau kedudukan seseorang di lingkungan tersebut. Tidak ada yang boleh melebihi ukuran bidang parang milik seorang raja.

Batik Parang juga dikatakan menyimpan kode rahasia dan simbol-simbol tersembunyi. Salah satunya adalah simbol burung rajawali yang tak bisa dilihat oleh mata orang awam.

Batik Motif Parang

(Foto: Instagram/@king_batik_official)

"Hal unik dan khas dari Parang justru karena mata awam tidak bisa melihat bentuk burung tersebut. Ini tentunya sejalan dengan falsafah Jawa yang mengedepankan aspek rasa dan kepantasan, yang mana keunggulan diri tidak boleh dipamerkan. Semakin tinggi kedudukan dan ilmu seseorang, semakin halus dan berkias bahasanya," kata Agnes kepada MNC Portal beberapa waktu lalu.

Lantaran keagungannya, orang Jawa menyebut motif parang 'Abot sanggane', yang berarti berat tanggung jawabnya. Oleh karena itu, orang awam tidak bisa sembarangan mengenakannya karena tidak akan mampu mengemban tanggung jawab berat tersebut.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement