Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kemenkes Sebut Peran Komunitas Bisa Bantu Perangi Kasus DBD di Indonesia, Targetkan Nol Kematian

Syifa Fauziah , Jurnalis-Kamis, 11 Juli 2024 |11:00 WIB
Kemenkes Sebut Peran Komunitas Bisa Bantu Perangi Kasus DBD di Indonesia, Targetkan Nol Kematian
Nyamuk Demam Berdarah. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

KASUS demam berdarah dengue (DBD) menjadi isu kesehatan masyarakat Indonesia yang terus meningkat saat ini. Hingga pekan ke-22 2024,

Kementerian Kesehatan RI telah mencatat 119.709 kasus demam berdarah dengan 777 kematian di 34 provinsi di Indonesia.

Angka ini melonjak drastis hingga tiga kali lipat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Situasi ini mendorong pengembangan upaya penanganan demam berdarah dengue yang kian inovatif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut pemberantasan kasus DBD di Indonesia tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tapi semua pihak.

Salah satunya yang dilakukan oleh Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Asia Dengue Voice and Action Group (ADVA), yang didukung PT Takeda

Innovative Medicines (Takeda) untuk mengimplementasikan Dengue Slayers Challenge. Dengue Slayers Challenge merupakan sebuah terobosan baru dalam edukasi penanganan demam berdarah dengue (DBD) bagi generasi muda.

Sejak Februari 2024, program ini telah berhasil meningkatkan pemahaman 123 siswa SMA/SMK dari 17 kota/kabupaten di Indonesia mengenai DBD. Program ini juga memberdayakan mereka untuk mengembangkan 41 solusi inovatif pencegahan dan pengendalian demam berdarah dengue di komunitas mereka.

Demam Berdarah

Hasilnya, para siswa sukses menggagas beragam ide brilian, seperti aplikasi seluler yang dapat memberi notifikasi area penularan DBD,

program edukasi berbasis proyek yang berkolaborasi dengan pemerintah, serta buku interaktif edukasi DBD untuk anak-anak.

Tim Kerja Arbovirosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Agus Handito, S.K.M., M.Epid.l menyambut baik hadirnya program Dengue Slayers Challenge.

“Aksi individu dan kolektif dari komunitas sangat dibutuhkan untuk mengurangi kasus infeksi dengue hingga mencapai target nol kematian

akibat dengue di tahun 2030. Inisiatif ini selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, khususnya dalam aspek peningkatan keterlibatan masyarakat dan pengembangan inovasi,” ujar Agus Handito.

Disisi lain, ADVA Steering Committee for Indonesia, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K), juga mengapresiasi program ini. Menurut

Prof Sri Rezeki, sebagai kelompok kerja ilmiah di kawasan Asia yang reguler berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai pengendalian demam

berdarah dengue, inisiatif ini menjadi wujud nyata dari salah satu fokus kerja kami dalam meningkatkan partisipasi dan edukasi masyarakat.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement